Bisnis.com, Jakarta – Tanpa adanya katalis negatif, harga emas global kemungkinan akan semakin menguat menuju $3.000 per ounce.

Analis Dupoin Indonesia Andrew Fisher mengatakan harga emas sebelumnya telah jatuh ke level terendah $2,401 per ounce. Namun setelah mencapai titik terendah tersebut, harga emas sejauh ini kembali pulih.

Fisher memperkirakan harga emas akan terus meningkat, meski kenaikannya diperkirakan tidak terlalu besar. Setelah itu, harga emas diperkirakan akan kembali turun. Salah satu alasan utama prediksi tersebut adalah harga emas sudah mendekati titik puncaknya, sehingga harga emas akan cenderung turun dalam jangka pendek setelahnya.

Ketika penurunan jangka pendek berakhir, harga emas diperkirakan akan naik lagi dalam jangka panjang. Prediksi tersebut didukung oleh analisis trendline dan analisis candlestick yang menunjukkan pola serupa.

“Laporan analis Citi terbaru mengatakan harga emas bisa naik hingga $3.000 per ons. Hal ini didorong oleh arus dengan potensi ekspansif yang besar.” Hal ini memperkuat alasan bagi The Fed untuk mengubah arah pada bulan Juli. Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal,” demikian bunyi studi tersebut.

Analis lain juga menyoroti dampak penurunan suku bunga Federal Reserve sebelumnya terhadap harga logam mulia. Mereka mencatat bahwa selama empat siklus terakhir, “logam mulia telah menghasilkan rata-rata pengembalian tahunan sebesar 13% dalam enam bulan setelah pengurangan QE pertama The Fed.”

Selain itu, mereka menyoroti bahwa “keuntungan sektor ini dalam 12 bulan rata-rata mencapai lebih dari 20% selama dua kenaikan berturut-turut terakhir,” yang konsisten dengan target harga emas sebesar $2.800 hingga $3.000 per ounce dan target harga perak yang konsisten sebesar $38 per ounce. $40/oz pada pertengahan hingga akhir tahun 2025.

Selain itu, laporan penelitian Citi menyoroti arus masuk baru-baru ini ke ETF logam mulia, yang mencatat arus masuk bersih pertama mereka dalam 12 bulan pada bulan Juni, melanjutkan tren yang terlihat pada bulan Juli dengan arus masuk bulanan melebihi 30 ton.

“Ini bisa menandai pembalikan signifikan dari tren volume bersih selama 43 bulan yang berjumlah sekitar 925 ton,” kata Citi, seraya mencatat bahwa emas akan mengalami perubahan besar.

Analis lain juga percaya ada ruang untuk ekspansi lebih lanjut dalam posisi bersih MM emas Comex, yang stabil di sekitar 160-190 ribu dari pertengahan Maret hingga awal Juli. Mereka memperkirakan volume net long dapat meningkat sebanyak 100.000 lot lagi, sejalan dengan tren yang terlihat pada tahun 2016 dan 2019.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel