Bisnis.com, Jakarta – Saham emiten pertambangan emas dan perhiasan emas seperti ANTM, BRMS dan PSAB mengawali perdagangan hari ini, Senin (21/10/2024) di tengah rekor harga emas global. 

Harga emas kontrak Desember 2024 di pasar berjangka AS (COMEX) naik 11,5 poin atau 0,42% menjadi $2.741,5 per troy ounce, menurut data Bloomberg, Senin (21 Oktober 2024).

Pada saat yang sama, emas spot naik 5,01 poin atau 0,18 persen menjadi $2,726.47 per ounce. Level tersebut merupakan rekor harga spot emas. 

Menanggapi rekor harga emas spot, harga saham sejumlah emiten yang memiliki portofolio pertambangan dan pengolahan emas, serta perdagangan emas, mengalami kenaikan harga. 

Saham PT J Resources Asia Tbk pada awal perdagangan Senin (21/10/2024). (PSAB) memimpin konsolidasi dengan kenaikan harga 5,98% ke Rp 390 per saham. Saham PSAB menguat 46,62% dalam sebulan terakhir. 

Di belakang PSAB, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menguat 5,54% ke Rp 1.715 per saham. Dalam sebulan terakhir, saham ANTM mengalami perubahan volume perdagangan sebesar 22,22%. 

Selain itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Bumi Vesila Minerals Tbk. (BRMS) juga menguat masing-masing 1,98% dan 1,78%. Selama sebulan, saham BRMS menjadi top gainer di antara emiten pertambangan emas dengan mencatatkan lonjakan harga sebesar 76,53%. 

Seperti dilansir Basis, banyak analis yang menilai kenaikan harga emas di pasar dunia mempengaruhi peningkatan saham emiten emas. 

“Prospek emiten emas memang bagus. Ketika harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa, maka bisa menaikkan harga jual rata-rata [ASP], sehingga prospek emiten emas bagus,” kata Hata – kata Solveira. Analis Andika Chipta saat dihubungi Labora Business, Jumat (18/10/2024).

Indica yakin bahwa kenaikan harga emas ini akan berlanjut hingga tahun depan, dan bank sentral AS memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya nanti.

“Hal ini akan mendorong investor untuk beralih ke emas karena suku bunga terus turun,” katanya.

Harga emas diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi tahun depan, menurut survei industri emas batangan pada pertemuan tahunan. Delegasi pada acara London Bullion Market Association di Miami memperkirakan logam mulia akan naik menjadi $2,917.40 per ounce pada akhir Oktober, sekitar 10 persen di atas level saat ini.

“Emiten seperti ANTM dan UNTR akan mendapatkan keuntungan langsung karena semakin tinggi harga jual emas akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan operasional bisnisnya,” literasi konsumen dan edukasi PT Kivum Sekuritas Indonesia, saat dihubungi Vinco Satrio Pekerti, Jumat (18/10 /) 2024).

Selain itu, menurut Winco, kedua emiten tersebut memiliki kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan kompetitor lain di industri pertambangan emas.

“Selain ANTM, MDKA memiliki basis manufaktur dalam negeri yang kuat dan akses ekspor yang baik sehingga akan menyebabkan peningkatan permintaan,” kata Vinko.

PT Kiwoom Sekuritas Indonesia mengajukan target harga Rp 27.600 per saham untuk UNTR dan Rp 525 per saham untuk HRTA. Pergerakan harga saham emiten emas pada awal perdagangan Senin (21/10/2024):

Sumber: Bloomberg. 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA