Bisnis.com, JAKAARTA – Harga emas diperkirakan terus menguat didukung positifnya permintaan bank sentral dan pembeli asal China.
Menurut ahli strategi investasi DBS Joanne Goh, pembelian emas oleh bank sentral akan terus berlanjut karena nilai mata uang fiat yang terus meningkat.
“Saat ini kami masih overweight pada emas dan kami yakin masih ada sisi positif untuk harga emas,” jelasnya dalam survei Chief Operating Officer (CIO) DBS 3Q24: Assets ability to be in play yang dirilis secara online Senin (24/1). 24/6).
Menurut Joan, situasi yang berkembang di kawasan juga akan mendorong bank sentral untuk terus membeli emas dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, membatasi hot item juga merupakan insentif lainnya.
Joanne juga mengemukakan salah satu alasan yang sangat menarik dan mendorong ketidakkonsistenan emas, adalah bahwa meskipun dolar dan pendapatan sangat kuat selama enam bulan terakhir, harga emas belum bertemu. perlakuan.
Ia memperkirakan melemahnya dolar AS dan melemahnya dolar dalam enam bulan ke depan akan menopang harga emas.
“Jadi karena kami memperkirakan penggunaan obligasi akan menurun dalam enam bulan ke depan dan dolar juga akan melemah dalam enam bulan ke depan, hal ini seharusnya mendorong harga emas dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.
Chief Marketing Officer DBS North Asia Yeung Cheng Ling juga mengungkapkan bahwa pembeli dari Tiongkok, pemerintah dan ritel, telah menunjukkan permintaan yang kuat selama 15 bulan terakhir.
China juga merupakan produsen emas yang besar, sehingga selain membeli, mereka juga memproduksi emas. Meski saat ini hanya 5% mata uang Tiongkok yang berupa emas, namun pemerintah Tiongkok diyakini mempunyai ruang lebih untuk meningkatkan keakuratan atau bobot emas dalam mata uang asing.
“Misalnya pemerintah Amerika Serikat, Jerman, dan Perancis yang mata uangnya lebih dari 60% berupa emas. Jadi kita juga mengabaikan fakta bahwa negara lain, termasuk China, akan menaikkan suhunya,” jelasnya.
Selain itu masyarakat di Tiongkok juga mempunyai budaya emas, karena emas merupakan simbol kemakmuran dan keberuntungan. Hal ini terlihat dari pengecer, pasar akhir atau pembeli rumah yang membeli emas dari harga saham atau hadiah.
Pembelian di Tiongkok juga terlihat melambat dalam satu atau dua bulan terakhir.
Namun kami yakin prospek jangka panjangnya adalah permintaan dari pembeli Tiongkok akan sangat kuat karena ada alasan-alasan penting, serta alasan yang tepat bagi Tiongkok untuk terus membeli emas atau agar emas naik, tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel