Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kemungkinan akan naik didukung permintaan safe haven dan kebijakan suku bunga Federal Reserve yang kuat.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan dinamika konflik global dan strategi suku bunga Federal Reserve yang stabil telah mendorong harga emas lebih tinggi. Menurutnya, hal ini merupakan respons langsung pasar terhadap ketidakpastian dunia yang sedang berlangsung.

Fischer mengamati bahwa konflik dunia yang sedang berlangsung dan hasil penggajian non pertanian AS baru-baru ini. menyebabkan minat yang lebih besar terhadap safe haven ini.

Menurut dia, data non-farm payrolls AS yang dirilis selama ini menunjukkan harga emas bergerak positif. Meskipun terjadi penurunan tajam semalam, kekuatan emas untuk menahan kenaikan tetap kuat.

Faktor penting lainnya adalah meningkatnya permintaan dari bank sentral dunia, termasuk Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), dan kuatnya permintaan dari rumah tangga di Asia, khususnya Tiongkok. Ketegangan ekonomi tidak mengurangi minat terhadap emas, yang dianggap sebagai aset yang stabil dan aman.

Selain itu, kebijakan suku bunga Federal Reserve yang stabil baru-baru ini, yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga di masa depan, membuat emas lebih menarik. Suku bunga rendah cenderung membuat emas lebih menarik dibandingkan aset dengan imbal hasil tinggi seperti obligasi.

Perkiraan Goldman Sachs bahwa harga emas bisa mencapai $2.700 per troy ounce pada akhir tahun ini juga memperkuat optimisme pasar. Faktor-faktor seperti peningkatan permintaan dari bank sentral di negara-negara berkembang dan perkiraan peningkatan sanksi keuangan AS merupakan beberapa faktor yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi.

Harga emas diperkirakan terus menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian global yang berkepanjangan, berdasarkan berbagai faktor pendukung baik dari sisi permintaan maupun sisi kebijakan moneter.

Jocelyn Munte

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.