Bisnis.com, JAKARTA – Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengatakan kenaikan harga emas global akan mendongkrak kinerja Grup Merdeka hingga tahun 2024.
General Manager Komunikasi Korporat Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) Tom Malik mengatakan kenaikan harga emas global tentu berdampak positif terhadap kinerja. Namun ada beberapa hal yang mengkhawatirkan.
“Sebagai perusahaan pertambangan, kami mengambil harga karena harga komoditas logam bergantung pada pasokan dan permintaan global,” kata Tom kepada Bisnis, Jumat (5/7/2024).
Lebih lanjut, Tom menjelaskan, pihaknya tidak bisa tiba-tiba meningkatkan produksi. Hal ini terkait dengan batas rencana tambang yang disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan pengukuran kandungan sumber daya mineral dan kapasitas terpasang.
Namun, Tom mengatakan Grup Merdeka terus mengoptimalkan penambangan dan efisiensi biaya produksi untuk meningkatkan margin.
Tom belum bisa memberikan laporan kinerja kuartal II-2024. Namun, ia mengatakan capaian produksi tambang emas Tujuh Bukit pada semester I-2024 sudah sesuai dengan rencana produksi tahun 2024 dan pedoman produksi 100.000 hingga 120.000 ons emas.
Sekadar informasi, pada kuartal I 2024, tambang emas Tujuh Bukit memproduksi 24.139 ons emas dengan harga $1.065 per troy ounce. Harga rata-rata emas (Harga Jual Rata-Rata/ASP) adalah $2,106 per troy ounce.
Pengeboran pengisian dan perluasan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut pada Semester 1/2024 dan sumber daya tambahan akan ditentukan. Kemudian pada Semester II/2024 dilakukan studi kelayakan untuk memperpanjang umur tambang emas Tujuh Bukit.
Kemudian, tambang tembaga Wetar milik MDKA juga tercatat memproduksi 3.046 ton tembaga pada kuartal I 2024. Biaya penambangan tembaga sebesar $2,67 per pon dan AISC $3,69 per pon serta ASP sebesar $3,79 per pon.
Pada kuartal pertama tahun 2024, MDKA juga mengumumkan peningkatan sumber daya terindikasi sebesar 71% menjadi 755 juta ton, dengan kadar tembaga 0,60% dan emas 0,66 gram per ton.
——————————
Catatan: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembacanya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel