Bisnis.com, JAKARTA – Harga beras kembali naik pada paruh kedua tahun 2024 setelah sebelumnya sempat turun. Perum Bulog pun menjelaskan penyebab kenaikan harga beras.

Direktur Bisnis Perum Bulog Phebi Novita mengatakan tingginya harga beras saat ini disebabkan harga gabah kering panen (GKP) yang mulai naik. Menurut dia, tingginya harga GKP terjadi di pabrik beras Bulog di beberapa kabupaten.

“Saat ini hasil gabah keringnya tinggi meski sedang panen. Saya tidak mau masuk ke sektor manufaktur, tapi kita punya pabrik beras yang harganya [GKP] cukup tinggi,” kata Febbi. , Minggu (04/08/2024). 

Tingginya harga gabah saat ini juga disebabkan oleh persaingan penggilingan padi dalam mendapatkan bahan baku. Ketika permintaan melebihi pasokan, harga gabah yang ditawarkan petani meningkat.

“Indonesia punya banyak penggilingan padi, 150.000 penggilingan padi, dan tentunya mereka mencari bahan baku untuk menghidupi dirinya sendiri,” jelasnya.

Meski ada skema stabilisasi menggunakan program SPHP beras Bulog, namun dampaknya tidak signifikan. Febbi mengatakan, pangsa pasar stok beras (CBP) pemerintah masih rendah yakni 10%.

Selain mengandalkan stabilisasi beras SPHP, Bulog juga menggelontorkan beras komersial ke pasar dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.900 per kilogram.

“Kami jamin beras yang kami jual tidak akan pernah melebihi HET, kadang kami hanya pakpok saja tanpa ada manfaatnya, yang penting [beras Bulog] tersedia di masyarakat sehingga mendapatkan harga beras yang terjangkau, ujarnya.

Mengacu pada panel harga pangan Badan Pangan Denmark (Bapanas), rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani adalah Rp 6.340 per kilogram. Harga rata-rata gabah lebih tinggi dibandingkan harga pengadaan publik (SEP) yang ditetapkan sebesar USD 6.000 per kilogram.

Selain itu, harga GKP tertinggi ada di Sumbar yang mencapai Rp7.300 per kilogram, sedangkan harga terendah di Kalteng Rp5.500 per kilogram.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Senin (29/7/2024) harga beras pada minggu keempat Juli 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,78% menjadi Rp 15.134 per kilogram. Hingga harga rata-rata bulan Juni 2024.

Hingga minggu keempat Juli 2024, terdapat 120 oblast atau 33,33% oblast yang mengalami kenaikan harga beras. Angka tersebut meningkat dibandingkan jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras pada pekan lalu, yakni 116 kabupaten/kota.

Selain itu, pelaksanaan penyaluran SPHP beras per 27 Juli 2024 913.030 ton, meningkat 73.299 ton dari penyaluran beras SPHP Juni 2024.

Secara rinci, proporsi pelaksanaan SPHP tertinggi disalurkan melalui pengecer sebesar 60,9%, disusul oleh distributor sebesar 33,6%, Satgas Pangan sebesar 3,9%, dan pemerintah daerah sebesar 1,4%.

Lihat berita dan artikel lainnya seputar Google News dan WA