Bisnis.com, Jakarta – Harga beras di Pasar Induk Beras Sipinang (PIBC) mengalami kenaikan di tengah keputusan pemerintah menaikkan diskon Harga Eceran Tinggi (HET).

Salah satu pedagang beras di PIBC, Toko Idola i Anto mengungkapkan, harga beras mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Kenaikan harga bisa mencapai Rp 500 per kilogram.

“Dalam beberapa minggu terakhir, harga beras mengalami kenaikan Rp500 per kg,” kata Anto, Rabu (5/6/2024).

Anto menjelaskan, rata-rata harga beras di tokonya saat ini Rp 12.000 per kilogram, atau naik Rp 500 menjadi Rp 11.500 per kilogram pada minggu lalu.

Begitu pula dengan beras tunai, kini harganya naik menjadi Rp13.500 per kg, sebelumnya Rp12.500 – Rp13.000 per kg.

Anto menuding kenaikan harga beras di PIBC disebabkan pemerintah menunda HET beras.

Di sisi lain, panen raya di banyak daerah telah berakhir setelah Juni 2024. Namun disepakati bahwa harga beras di banyak daerah masih fleksibel meskipun harga konsumen meningkat.

Anto mengatakan, kenaikan harga beras saat ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang terjadi setiap awal bulan.

“Iya, salah satu penyebabnya [kenaikan harga] karena HET baru,” ujarnya.

Mengutip situs resmi pibc.foodstation.co.id, rata-rata harga beras IR saat ini adalah Rp 12.855 per kilogram atau meningkat 2,3% dibandingkan bulan lalu dan meningkat 13,6% dibandingkan harga tahun lalu.

Stok beras di PIBC tercatat 49.122 ton, naik 111,2% dibandingkan stok periode yang sama tahun lalu. Jumlah beras terbesar berasal dari Cirebon, Jawa Barat, yang mencakup 32% pasokan saat ini.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (BAPNAS) memperpanjang pembebasan HET beras tunai dan beras medium mulai Juni 2024. HET beras tunai ditetapkan Rp14.900 – Rp15.800 per kg, sebelumnya Rp13.800 – Rp14.900 per kg. Kilogram.

Saat ini HET beras medium dipatok Rp 12.500 – Rp 13.500 per kg tergantung daerah, sebelumnya Rp 10.900 – Rp 11.800 per kg.

Catatan bisnis.com, Senin (3/6/2024), CEO Serikat Tani India (SPI), Henry Saragih mengatakan, masa panen padi telah berlalu. Saat ini petani mulai memasuki musim tanam kedua yang diperkirakan hasil panennya tidak sama dengan musim tanam utama. Situasi ini akan mendorong harga gabah ke level yang lebih tinggi.

“Harus diingat sekarang, karena panen raya sudah selesai, menurut kami harga gandum kemungkinan tidak akan turun sebanyak itu,” kata Henry, Senin (3/5/2024).

Lihat berita dan pembaruan lainnya di Google Berita dan Saluran WA