Bisnis.com, JAKARTA – Harga BBM yang tidak termasuk bahan bakar atau tiket pesawat yang termasuk dalam satu kali perjalanan merupakan komoditas yang akan membatasi harga secara umum pada Oktober 2024 dan per bulan sebesar 0,08%.
Plt. Hal itu diungkapkan Direktur Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti dalam jumpa pers Berita Resmi Statistik, Jumat (1/11/2024). Bahan bakar minyak dan tiket pesawat menyumbang deflasi masing-masing sebesar 0,06% dan 0,01% pada bulan tersebut (MtM).
Amalia menjelaskan, khusus produk BBM sudah mendapat diskon selama dua bulan berturut-turut.
“Hal ini seiring dengan perubahan harga bahan bakar minyak yang tidak disubsidi oleh Pertamina dan seiring dengan anjloknya harga minyak di pasar dunia,” ujarnya.
BPS menyebutkan, pemerintah akan melakukan perubahan harga BBM nonsubsidi antara lain Pertamax, Perta Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mulai 1 Oktober 2024.
Harga Pertamax tercatat Rp 800-900 atau sekitar 6%-7%, kemudian harga Dexlite turun dari 1.200-1.450 atau 9%-10%.
Sementara harga Pertamax Turbo turun dari Rp1.200-1.250 atau turun 8%-9%, harga Pertamina Dex turun dari Rp1.300-1.450 atau turun 9%-10%.
Secara keseluruhan, perjalanan yang sama mengalami penurunan sebesar 0,06% MtM. Penurunan tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan pelepasan yang terjadi pada September 2024 sebesar 0,52% MtM.
Penurunan persediaan bahan bakar pada Oktober 2024 sebesar 1,17% MtM tercatat lebih dalam dibandingkan penurunan bulan sebelumnya sebesar 0,72%.
Sedangkan harga angkutan udara pada Oktober 2024 mengalami penurunan sekitar 1,25% MtM.
Sedangkan pada Oktober 2024 terjadi kenaikan secara keseluruhan sebesar 0,08% MtM dan kenaikan sebesar 1,71% YoY. Penyumbang utama inflasi bulan Oktober 2024 secara bulanan adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan laju inflasi sebesar 0,06%. Produk utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah emas.
Sedangkan penyumbang utama inflasi Oktober 2024 secara tahunan adalah kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau dengan sumbangan harga sebesar 0,67%.
Komoditi utama penggerak harga pada kelompok ini adalah beras, Rokok Kretek (SKM), kopi bubuk, minyak goreng, dan bawang merah.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA