Bisnis.com, JAKARTA – Hak penamaan stasiun PT MRT Jakarta (Perseroda) disebut-sebut berkontribusi hingga 40% sebagai penghasil pendapatan tertinggi dari segmen ticketless box atau ticketless box. 

Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, hak penamaan menghasilkan pendapatan tertinggi dari segmen non tiket. 

“Banyak tipe yang tidak menjual tiket, yang hak penamaannya paling tinggi 30%-40%,” kata Stasiun Bundaran Bank DKI HI, Selasa (10 Agustus 2024). 

Tuhiyat mengatakan setiap stasiun memiliki jumlah pelanggan yang berbeda-beda sehingga nilai kontrak hak penamaannya pun berbeda-beda. 

Misalnya saja pada tahun 2023, Metro Jakarta mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 1,35 triliun. Pendapatan tersebut masih didominasi pendapatan subsidi sebesar Rp743,76 miliar. 

Saat itu pendapatan non tiket sebesar Rp 358,42 miliar. Jika menyumbang 40%, maka hak penamaan menyumbang Rp143,36 miliar, sedangkan penjualan tiket tercatat Rp250,87 miliar. 

Seperti diketahui, MRT Jakarta baru saja menandatangani perjanjian hak penamaan strategis dengan Bank DKI untuk Stasiun Bundaran HI Bank DKI. Kerja sama ini akan berlangsung selama 3 tahun atau hingga tahun 2027. 

Hingga saat ini, sudah ada delapan stasiun Metro Jakarta yang bekerjasama untuk hak penamaan, yaitu Stasiun Grab Lebak Bulus, Indomaret Fatmawati, Blok M BCA, Senayan Mastercard, Istora Mandiri, Setiabudi Astra, Dukuh Atas BNI dan yang terbaru Bundaran HI Bank DKI. .

Lihat berita dan artikel lainnya di saluran Google Berita dan WA