Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan stok beras Bulog sebanyak 1,6 juta ton dinilai cukup dan layak untuk dijadikan cadangan pangan pemerintah (CPP).

Demikian disampaikan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam Perpres No. 125/2022 tentang Penerapan CPP, kualitas stok setiap produk, termasuk beras, ditetapkan sekitar 5-10% dari kebutuhan nasional.

Ia menjelaskan, kebutuhan produk beras dalam negeri sekitar 31,2 juta ton setiap tahunnya. Artinya, pemerintah harus menetapkan harga beras minimal 1,5 juta ton atau 5% dari kebutuhan tahunan.

Saat ini cadangan pemerintah (CBP) di Bulog mencapai 1,6 juta ton, kata Arief dalam keterangan resmi, Rabu (26/4/2024).

Arief menegaskan, penguatan CPP merupakan langkah baik pemerintah untuk menjamin stabilitas pangan dan harga terjangkau di seluruh pelosok tanah air.

Namun pemenuhan cadangan pemerintah, kata Gubernur, harus diutamakan daripada produksi produk dalam negeri dengan aturan UU No. 18/2012 untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan. Oleh karena itu, sambutan Bapanas, menurut Arief, mendukung upaya Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi beras di tengah tantangan dan kuatnya lingkungan.

“Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan konsentrasi peningkatan produksi dalam negeri,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (24/6/2024), Kepala Bagian Perencanaan dan Pelayanan Umum Perum Bulog Epi Sulandari mengatakan, dari 3,6 juta ton impor tahun ini, 1,5 juta ton di antaranya diimpor. ton. masih mengimpor beras.

Sementara itu, dia menjelaskan beras berhasil diimpor sebanyak 2,1 juta ton, sisa kuota penunjukan 2023 sebanyak 300.000 ton masuk dalam impor 2024.

“Masih ada sisa 1,5 juta ton untuk impor beras pada tahun 2024,” kata Epi dalam rapat koordinasi perekonomian daerah, Senin (24/6/2024).

Saat ini, untuk impor beras dari dalam negeri, Perum Bulog sejauh ini mencatatkan sekitar 716.701 ton. Epi mengatakan, jumlah tersebut tercatat sebesar 600.857 ton pembelian pemerintah (CBP) atau 100,14% dari target 600.000 ton. Saat ini serapan untuk kebutuhan komersial tercatat 115.843 ton atau 38,61% dari perkiraan 300.000 ton.

“Dari penjualan dalam negeri perlu digunakan 900.000 ton untuk CBP dan dunia usaha,” kata Epi.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel