Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Varjiyo memperkirakan Federal Reserve atau The Fed akan memangkas suku bunga Federal Reserve Rate (FFR) sebanyak dua kali hingga sisa tahun ini.

Perry menjelaskan, The Fed akan memangkas suku bunga masing-masing sebesar 25 bps pada dua pertemuan FOMC berikutnya, pada November dan Desember, dengan total penurunan sebesar 100 bps, termasuk penurunan suku bunga pada September lalu atau 50 bps. 

“[Penurunan] Federal Funds Rate satu kali di bulan November, satu kali di bulan Desember, 25 bps, total tahun ini 100 bps,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (16/10/2024). 

Sementara itu, pada tahun depan, Perry memperkirakan suku bunga The Fed akan naik dua kali lipat menjadi hanya 75 bps hingga 100 bps.

Pada awal risalah FOMC, yang dirilis Rabu lalu, terdapat perdebatan sengit mengenai besaran penurunan suku bunga, dan para pejabat yang berbicara sejak saat itu mengatakan bahwa mereka menyukai proses yang lambat.

Para pejabat memperkirakan akan mengurangi 50 pangkalan lagi pada akhir tahun 2024, sambil melihat peningkatan pasar AS.

Hal ini karena, setelah penurunan besar pada bulan September lalu, perkiraan harga yang tinggi, bersama dengan kekuatan data AS pada minggu lalu, dapat memicu perdebatan apakah The Fed akan menurunkan suku bunganya pada bulan depan setelah tapering. sebagian besar pada bulan September.

Sementara itu, menurut data CME FedWatch setelah rilis data inflasi, pelaku pasar mengkonfirmasi ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 bp di bulan November sebesar 86,9% dan peluang tidak ada perubahan sebesar 13,1%.

Dari dalam negeri, Perry menegaskan bank sentral tidak hanya melihat perkembangan kebijakan The Fed, namun juga kondisi geopolitik dan suku bunga UST tenor 2 tahun dan 10 tahun saat mengambil keputusan BI Rate. 

“BI akan mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga dengan tetap melihat perspektif inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA