Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjual saham anak usaha PT Suryabuat Swadaya senilai Rp 3,1 triliun kepada PT Anawata Puspa Utama, anak usaha Djarum Group.

SSIA dan Anawata Puspa Utama (APU) menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham dan pembelian saham baru Suryabuat Swadaya (SCS), entitas anak, pada 13 Mei 2024.

SSIA dan APU menyepakati rencana transaksi total Rp3,1 triliun untuk mengakuisisi 55.808.781 saham SCS milik SSIA senilai Rp169,8 miliar dan 962.701.486 saham baru yang akan diterbitkan SCS senilai Rp2,9 triliun.

Setelah rencana bisnis tersebut selesai, SCS akan tetap menjadi anak perusahaan yang tergabung dalam SSIA. Perseroan memiliki 1.771.928.821 saham SCS atau 63,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Untuk melaksanakan rencana ini, SSIA perlu meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada tanggal 21 Juni.

Berdasarkan riset bisnis, APU terkait dengan PT Bank BCA Syariah pada tinjauan keuangan perseroan tahun buku 2022. BCA Syariah dan APU dimiliki oleh pemegang saham utama yang sama.

Pemilik mayoritas BCA Syariah adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dengan 54,94% saham dikuasai oleh PT Dwimuria Investama Andalan yang dimiliki oleh Hartono bersaudara.

CEO SSIA Johannes Suriadjaja mengatakan manajemen akan terus fokus mengembangkan bisnis perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan bermitra dengan investor strategis yang memiliki visi dan misi yang sama.

Kehadiran investor strategis melalui rencana transaksi ini akan semakin memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi utang bank dan mengurangi biaya bunga tidak langsung serta meningkatkan ekuitas sehingga membuat SCS semakin kompetitif, ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (16 Mei). 2024).

Johannes juga menyatakan, pendanaan dari investor strategis diyakini akan semakin memberikan kelincahan bagi SCS dalam mengembangkan Kawasan Industri Subang Smartpolitan sehingga mampu menarik perhatian calon pembeli.

Dalam tahap perkembangan lainnya Diketahui, SSIA meningkatkan target penjualan lahan industri sepanjang tahun 2024 dari sebelumnya 65 hektar menjadi 184 hektar atau senilai 2,2 triliun rupiah.

Penambahan ini tak lepas dari kemunculan BYD sebagai penyewa terbesar di Kawasan Industri Smartpolitan Subang yang luasnya lebih dari 108 hektare.

Sementara itu Di kota industri Suryabuat, Karawang, PT Yadea Teknologi Indonesia menyelesaikan peletakan batu pertama fasilitas manufakturnya pada 13 Mei 2024. Fasilitas seluas 27 hektar ini merupakan fasilitas Yadea terbesar di Asia Tenggara dan yang pertama di dunia

Erlin Budiman, Investor Relations SSIA, mengatakan peningkatan target penjualan pada tahun 2024 diharapkan dapat meningkatkan pendapatan grup sebesar 23% menjadi R5,6 triliun. dan laba bersih meningkat 182% menjadi 500 miliar rupiah.

Ia menambahkan, tiga vertikal utama SSIA meliputi real estate, konstruksi, dan katering. Ada kinerja bagus tahun ini. Setelah pulih dari krisis COVID-19 Hasil pemilu positif dan penjualan lahan industri kemungkinan akan meningkat.

Periksa Google Berita dan Saluran WA untuk berita dan artikel lainnya.