Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan Adjusted EBITDA atau margin EBITDA yang disesuaikan pada akhir Q3 2024.
GOTO mencatatkan laba disesuaikan EBITDA sebesar Rp 137 miliar untuk periode Juli-September 2024 atau Q3 2024. EBITDA yang disesuaikan ini tercatat negatif sebesar Rp 942 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, EBITDA GOTO yang disesuaikan untuk 9M 2024 membaik, namun masih mencatatkan kerugian atau negatif. GOTO melaporkan kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp72 miliar, naik 98% year-on-year menjadi Rp3,7 triliun.
Berdasarkan segmen, EBITDA segmen fintech yang disesuaikan pada 9 bulan 2024 tetap mengalami kerugian sebesar Rp 481 miliar, dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 1,4 triliun pada tahun sebelumnya. EBITDA yang disesuaikan ini meningkat sebesar 66% dari tahun ke tahun.
Sementara itu, EBITDA segmen fintech yang disesuaikan naik 83% menjadi negatif Rp 65 miliar pada Juli-September 2024 dari Rp 388 miliar pada tahun sebelumnya.
Untuk segmen layanan on-demand, laba EBITDA yang disesuaikan pada September 2024 sebesar Rp412 miliar, dibandingkan rugi Rp458 miliar pada September 2023. Sementara itu, GOTO mencatat EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 156 miliar untuk tiga bulan Q3 2024 saja, turun sebesar Rp 48 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Menurut manajemen, hal ini menegaskan bahwa GOTO berada pada jalur yang tepat untuk memenuhi panduan kinerja EBITDA bersih yang disesuaikan pada tahun 2024.
Di sisi lain, GOTO mencatat EBITDA grup penyesuaian tiga bulan yang positif pada Q4 2023. Saat itu, GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 77 miliar dibandingkan Rp 3,13 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, GOTO mencatatkan EBITDA penyesuaian negatif sebesar Rp 3,6 triliun sepanjang tahun 2023. Meski EBITDA ini masih negatif, namun membaik dibandingkan tahun 2022 yang negatif Rp 16,01 triliun.
Sedangkan GOTO mencatatkan pertumbuhan EBITDA negatif disesuaikan sebesar Rp 150 miliar untuk Januari hingga Juni 2024. Sebelumnya, pada semester I/2023, GOTO mencatatkan kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 1,78 triliun.
Di sisi lain, GOTO mencatatkan kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp48 miliar untuk tiga bulan yang berakhir 30 Juni 2024. EBITDA yang disesuaikan ini adalah negatif Rp 885 miliar, meningkat 95% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Manajemen menjelaskan bahwa GOTO bertujuan untuk menjangkau seluruh pasar Indonesia dengan memanfaatkan ekosistem unik dan layanan komprehensif yang memenuhi berbagai kebutuhan pembelian tahunan, dan untuk lebih efektif meningkatkan basis demografi pengguna layanan on-demand dan unit bisnis fintech. semua segmen konsumen.
Sejalan dengan rencana dan investasi GOTO yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhannya, khususnya dalam bisnis fintech yang berkembang pesat, GOTO telah menerbitkan panduan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan untuk tahun fiskal penuh 2024.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA