Bisnis.com, JAKARTA – Sektor teknologi global sedang mengalami gelombang PHK massal yang berdampak pada perusahaan seperti Google, Apple, dan Amazon. Totalnya, lebih dari 20.000 karyawan harus berhenti bekerja di kantor.
Lebih dari 20.000 pekerja akan kehilangan pekerjaan dan 70.000 lainnya terkena dampak restrukturisasi besar-besaran.
Google sebelumnya memberhentikan karyawan yang bekerja di berbagai tim, termasuk yang mengerjakan proyek Flutter, Python, dan Dart.
Dalam keterbukaan informasi kepada TechCrunch, Minggu (5/5/2024), Google mengklarifikasi bahwa PHK tersebut bukan terjadi di seluruh perusahaan, melainkan merupakan reorganisasi yang merupakan bagian dari bisnis normal. Karyawan yang terkena dampak akan dapat melamar posisi terbuka lainnya di Google.
“Dengan ini, kami menyederhanakan struktur untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada karyawan untuk mengerjakan pengembangan paling inovatif dan penting serta prioritas terbesar perusahaan kami, sekaligus mengurangi birokrasi dan lapisan,” kata juru bicara Google Alex Garcia-Kummert.
Apple juga memberhentikan sekitar 614 karyawannya setelah membatalkan proyek mobil listrik bernama “Project Titan”. Ini merupakan PHK besar-besaran pertama yang dilakukan Apple sejak pandemi tahun 2020.
Menurut laporan Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja California, karyawan Apple yang terkena dampak bekerja di 8 fasilitas berbeda di Santa Clara. Pekerja secara resmi diberitahu pada tanggal 28 Maret dan perubahan tersebut mulai berlaku pada tanggal 27 Mei.
Amazon dilaporkan memangkas ratusan pekerjaan di divisi komputasi awannya, Amazon Web Services. Hal ini juga mempengaruhi tim penjualan, pemasaran dan teknologi di toko fisik. PHK tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mengefektifkan area sasaran dan fokus pada tujuan bisnis inti.
Tesla milik Elon Musk juga telah memberhentikan ribuan karyawan di berbagai departemen karena penjualan yang buruk. Perusahaan ini berupaya memangkas sekitar 10% tenaga kerjanya di seluruh dunia sebagai upaya untuk mengendalikan biaya di tengah lemahnya penjualan dan persaingan harga yang semakin ketat.
Perusahaan teknologi pendidikan multinasional India, Byju’s, memberhentikan sekitar 500 karyawannya, atau hampir 3% dari total tenaga kerjanya, karena krisis pendanaan dan ketidakstabilan investor.
Pemotongan ini berdampak pada penjualan, pemasaran, dan pelatihan sebagai bagian dari restrukturisasi yang sedang berlangsung. Pada tahun 2023, perusahaan akan melakukan PHK terhadap 4.500 karyawannya.
Intel juga mengonfirmasi akan memberhentikan sekitar 62 karyawannya di kantor pusatnya di Santa Clara, California. Perseroan memulai babak baru PHK di Grup Penjualan dan Pemasaran sebagai bagian dari reorganisasi yang dipimpin oleh Muhammad Diva Farel Ramadhan.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel