Bisnis.com, JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc. mengangkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2024 dan 2025 setelah pemerintah mengumumkan langkah-langkah stimulus untuk mendorong pertumbuhan, termasuk rencana belanja publik yang diumumkan minggu lalu.

Goldman memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Tiongkok tumbuh 4,9% pada tahun 2024, dilansir Bloomberg, Senin (14/10/2024). Perkiraan ini meningkat dari sebelumnya 4,7%. Goldman juga menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 menjadi 4,7% dari 4,3%.

“Dukungan terbaru Tiongkok jelas menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan beralih ke kebijakan yang lebih konservatif dan lebih fokus pada perekonomian,” ekonom Goldman, termasuk Hui Shan.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi oleh dunia usaha dan investor mengkaji dampak potensial dari dukungan Tiongkok sejak bulan September untuk meningkatkan perekonomian dengan deflasi yang lemah dan ringan.

Departemen Keuangan menjanjikan lebih banyak stimulus ekonomi dalam pernyataannya pada hari Sabtu, meskipun tidak menyebutkan stimulus ekonomi yang menurut beberapa analis diperlukan untuk mengalahkan deflasi.

Pemerintah Tiongkok akan menerbitkan obligasi khusus pemerintah senilai 2,3 triliun yuan ($325 miliar) pada kuartal keempat tahun 2024. Goldman mengatakan dukungan ini menunjukkan bahwa anggaran pemerintah semakin ketat dan tingkat pertumbuhan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Selain itu, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional mengatakan akan memberikan persetujuan awal untuk investasi senilai 200 miliar yuan tahun depan pada akhir bulan ini.

“Ini merupakan upaya untuk memenuhi target pertumbuhan PDB sekitar 5% pada tahun ini,” tulis Goldman.

Langkah-langkah pelonggaran yang diumumkan dan diindikasikan akan menambah 0,4 poin persentase terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan, berkontribusi terhadap proyeksi kenaikan sebesar 1,9 persen, menurut Goldman.

Namun, Goldman memperingatkan bahwa tren kompetitif Tiongkok tetap ada dan mempertahankan prospeknya untuk tahun 2026 dan seterusnya.

“Tantangan 3D berupa demografi negatif, utang selama puluhan tahun, dan upaya untuk menghindari risiko rantai pasokan global baru-baru ini akan menggagalkan kebijakan,” tulis ekonom Goldman.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel