Bisnis.com, Jakarta – PT Garda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) atau GMF AeroAsia menunjukkan dampak tren pelemahan rupee terhadap sektor maintenance, repair and overhaul (MRO) atau perawatan pesawat.
Andy Fahrozi, Ketua Umum GMFI, mengatakan melemahnya rupee berdampak pada harga pesawat atau suku cadang. Ia mengatakan, dampaknya akan lebih dirasakan oleh maskapai penerbangan.
Di sisi lain, dia mengatakan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap rupee tidak berdampak langsung terhadap perseroan. Sebab, GMFI mematok biaya perawatan pesawat dengan kurs dolar saat ini.
Selain itu, ia mengatakan sebagian besar pelanggan GMFI berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan menggunakan kontrak tambahan USD untuk bertransaksi.
“Jadi kami tetap bertransaksi dalam rupee, tapi harga (pengobatan) ditetapkan dalam dolar AS. “Khususnya di pasar kami, banyak dari kami yang diimpor, sehingga mengimbangi dampak pelemahan rupiah.
Sedangkan pada kuartal I 2024, GMFI mencatatkan pendapatan sebesar $98,58 juta. Jumlah itu lebih besar USD 93,69 juta dari yang direncanakan, ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen dan tekad tim untuk mencapai puncak.
Lanjut Andy, perseroan melaporkan margin laba usaha yang positif. Maskapai memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan.
Di sisi lain, GMFI mencatat EBITDA positif yang terlihat di sebagian besar segmen, yang menunjukkan kekuatan dan keberlanjutan kinerja positif GMFI.
Seiring dengan pencapaian tersebut, GMFI memiliki prospek yang baik di tahun 2024 karena salah satu target pendapatan tersebut diperkirakan akan melampaui RKAP GMFI sebesar USD 389,15 juta.
“Hal ini menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan dan kepercayaan diri perusahaan dalam berkontribusi terhadap industri penerbangan secara keseluruhan,” ujarnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel