Bisnis.com, JAKARTA – Angin segar bertiup melalui saham investor Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (KAYU). Di luar negeri, produsen sumur minyak tersebut langsung masuk dalam indeks dunia FTSE Large Cap, sedangkan di pasar saham Indonesia BREN menjadi pangsa pasar terbesar. 

Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang sepekan meningkat 1,51% ke level 7.544.298 dari 7.432.090 pada akhir pekan lalu. 

“IHSG mencatatkan rekor sepanjang masa pada minggu ini selama 3 hari berturut-turut pada 19-21 Agustus 2024,” tulisnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (24/8/2024). 

Selain itu, kata Kautsar, modal pasar valas meningkat 1,75% menjadi Rp12,779 triliun dari Rp12,560 triliun pada akhir pekan lalu. 

Dari 939 saham yang tercatat di BEI, BREN menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Nilainya sekitar 10 persen dari total nilai pasar bursa. 

Dalam statistik harian BEI per Jumat (23/8/2024), kapitalisasi pasar BREN tercatat sebesar Rp 1.264 triliun. Nilai ini setara dengan 9,89% dari kapitalisasi pasar bursa. 

BREN menjadi market champion setelah mengungguli PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Bank penyedia Grup Djarum ini diperkirakan memiliki kapitalisasi pasar Rp 1.260 triliun. 

Di bawah BBCA, penerbit Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) memiliki kapitalisasi pasar Rp 807 triliun. 

Posisi BREN sebagai penyedia kapitalisasi pasar terbesar di BEI tak lepas dari kinerja sahamnya di tahun 2024 ini. Dikutip dari data BEI, saham BREN menguat 26,42% secara year to date (YtD) dan parkir. di level Rp 9.450 per saham pada Jumat (23/8/2024). 

Namun BREN berusaha turun dari level harga tertinggi yang dicapai pada Mei 2024 di Rp 11.250 per saham sebelum BEI memasukkan saham BREN ke dalam Dewan Penitipan Khusus dengan program perdagangan penuh untuk dijual (FCA). 

Saat ini total nilai perdagangan BREN pada tahun 2024 ini tercatat sebesar Rp 26,5 triliun dengan volume 3,7 miliar dan frekuensi perdagangan 1,4 juta. 

Ke depan, pertumbuhan BREN berasal dari keputusan FTSE Russell untuk memasukkan saham BREN ke dalam FTSE Global Equity Index untuk kategori kapitalisasi besar. BREN akan memiliki persediaan global mulai 23 September 2024 atau setelah akhir perdagangan pada 20 September.

Namun konten ini dapat diubah hingga perdagangan pada 6 September 2024. Perubahan konten indeks akan dianggap final mulai 9 September 2024.

BREN Tanggapi Masuknya Saham Perusahaan ke Indeks FTSE

Merly, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Barito Renewables Energy, mengatakan masuknya BREN ke dalam Indeks FTSE merupakan bagian penting dari visi perusahaan untuk mendorong Indonesia menuju nol emisi.

Hal ini juga menunjukkan komitmen BREN untuk melakukan diversifikasi ke energi terbarukan, terutama melalui akuisisi strategis di sektor energi angin yang melengkapi basis bisnis panas bumi perseroan.

“Selanjutnya, dengan masuknya BREN dalam FTSE Global Equity Index, basis investor kami akan semakin luas sehingga memberikan peluang besar bagi investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan bisnis kami,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/8/2024). ). ). ).

Merly mengatakan BREN telah memperluas jejak energi terbarukan dengan mengakuisisi PLTA Sidrap 1 berkapasitas 75 MW, dan mengamankan aset tahap akhir Sidrap 2 pada tahun 2024. Langkah ini dilakukan anak usahanya, Barito Wind.

Star Energy Geothermal, anak usaha BREN, juga terus meningkatkan operasionalnya dengan meningkatkan kapasitas unit Salak, Darajat, dan Wayang Windu.

Merly mengatakan pengembangan tersebut meliputi program rehabilitasi dan penambahan perangkat baru yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas listrik menjadi 118 megawatt pada tahun 2024-2027. Dengan demikian, total kapasitas BREN meningkat dari 886 MW menjadi 1.004 MW.

“Pengakuan dari FTSE Russell ini tidak hanya menegaskan pencapaian kami saat ini, namun juga posisi BREN sebagai pemain kunci dalam transisi menuju energi berkelanjutan,” ujarnya.

BREN milik Prajogo Pangestu seharusnya masuk indeks FTSE pada Juni 2024. Namun hal itu tidak bisa terlaksana karena perseroan berada di Dewan Pengawas Khusus dengan sistem FCA.

Selain BREN, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga masuk dalam indeks FTSE Large Cap mulai 23 September 2024. 

Simak berita dan berita lainnya di Google News dan WA channel