Bisnis.com, JAKARTA – PT Artajasa Electronic Payments (Artajasa) telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan pelaku sistem pembayaran nasional seperti perbankan sebagai perpanjangan tangan inovasi pembayaran.

Peluncuran kartu virtual pembayaran online Otoritas Kartu Kredit Indonesia (KKI) dan soft launching layanan QRIS Tap berbasis NFC.

Selain itu juga dilakukan penandatanganan perjanjian inisiatif lintas batas QRIS untuk negara-negara yang sejalan dengan rencana Bank Indonesia.

Presiden Artajasa Armand Hermawan mengatakan pihaknya siap bersatu dalam layanan tersebut melalui kerja sama strategis di bidang sistem pembayaran digital.

“Hal ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap upaya Bank Indonesia dalam membiayai perekonomian digital dan inklusif serta pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Pada saat yang sama, para pelaku sistem pembayaran nasional sepakat untuk berdiskusi dan menjajaki potensi komersial kerja sama dengan Artajasa, termasuk layanan KKI Departemen Pembayaran Online Tokenisasi Kartu Virtual bersama Bank BNI dan Bank BPD. Bali. 

Layanan ini merupakan layanan transaksi pembayaran e-commerce yang menggunakan tokenisasi mobile app dengan sumber pendanaan Kartu Kredit Indonesia (KKI) dan dapat diperluas ke sumber pendanaan lainnya.  

Sedangkan kerja sama layanan QRIS Tap berbasis NFC dilakukan dengan Bank BNI, Bank Permata, DANA dan Gopay. 

Layanan QRIS Tap berbasis NFC ini merupakan metode pembayaran contactless yang memberikan kemudahan dalam transaksi pembayaran mobile seperti merchant, transportasi, parkir dan kebutuhan lainnya. 

Sesuai rencana Bank Indonesia, saat ini ada delapan institusi yang siap bermitra dengan Artajasa, terdiri dari Bank BNI, Bank Permata, DANA, Gopay, Bank CIMB Niaga, Bank BSI, Bank BPD, untuk inisiatif layanan QRIS ke Tanah Air. Bali dan Netzme. 

Layanan tersebut merupakan perluasan dari QRIS Antarnegara yang saat ini beroperasi di Thailand, Malaysia, dan Singapura sebagai metode pembayaran berbasis kode QR yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi di merchant luar negeri.

Bersama para pelaku sistem pembayaran seperti perbankan dan fintech, Artajasa terus berperan aktif dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai digitalisasi sistem pembayaran. 

“Dalam pengembangan layanan tersebut, tentunya selain fokus pada sisi praktis layanan, Artajasa dan para pelaku sistem pembayaran juga mengedepankan isu perlindungan konsumen, keamanan transaksi dan kemudahan proses. ” dia berkata.

Menurutnya, penting untuk memastikan masyarakat selalu aman dan nyaman dalam melakukan transaksi keuangan digital tersebut.

Seperti diketahui, perkembangan inovasi dan teknologi yang semakin meningkat mendorong sinergi antar institusi untuk menjawab tingginya kebutuhan layanan digitalisasi sistem pembayaran terintegrasi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio mengatakan digitalisasi menjadi kunci untuk memacu perkembangan sistem pembayaran yang dikembangkan melalui Rencana Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel