Bisnis.com, JAKARTA – Ibu hamil rentan terkena berbagai penyakit. Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh ibu menurun. Jika dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti preeklampsia.

Menurut WHO, Indonesia memiliki angka kematian ibu (MMR) yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN, yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia, MMR mencapai 359/100.000 kelahiran hidup yang merupakan salah satu penyebab terjadinya preeklampsia. 

Menurut American Kehamilan dan Babylist, preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah ibu dan protein dalam urin.

Ibu seringkali mengalami perkembangan pembuluh darah pada awal kehamilan untuk memperlancar penyaluran darah ke plasenta. Sebaliknya, ibu penderita preeklampsia tidak merasakan hal tersebut karena pembuluh darahnya menyempit. Masalah-masalah tersebut disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke rahim, kelebihan lemak tubuh, pola makan yang buruk dan faktor genetik.

Preeklampsia biasanya terjadi pada wanita hamil berusia antara 40 dan 20 tahun. Jika ibu tidak segera ditangani, maka berisiko terkena penyakit serius.

Eklampsia adalah komplikasi ibu lainnya setelah preeklampsia. Kondisi ini dapat menyebabkan kejang, epilepsi, stroke, kerusakan hati permanen, dan kerusakan otak. Namun masalah kesehatan ini dapat dicegah dengan pengobatan preeklampsia yang tepat. Faktor risiko preeklampsia pada ibu hamil 

Mengutip dari The Very High Family, berikut faktor risiko terjadinya preeklampsia

– Kehamilan pertama

– Kehamilan remaja

– kelebihan berat badan atau obesitas 

– Tekanan darah tinggi kronis

– Diabetes mellitus

– Kehamilan kembar

– Riwayat preeklamsia sebelumnya

– Gejala preeklampsia pada ibu hamil dengan sel telur donor

Gejala umum 

1. Protein berlebihan dalam urin (proteinuria) atau gagal ginjal

2. sakit kepala

3. Perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau kepekaan terhadap cahaya

4. Nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk kanan

5. Mual atau muntah

6. Kencing ringan

7. Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia)

8. Disfungsi hati

9. Sesak napas akibat adanya cairan di paru-paru 

10. Gejala mudah memar

1. Tekanan darah tinggi

2. Konservasi air

3. Protein dalam urin

4. Kaki mati rasa atau bengkak pada kaki

Tips mencegah preeklampsia

1. Pemeriksaan kesehatan rutin sebelum dan sesudah hamil

Untuk mencegah komplikasi preeklampsia di kemudian hari, para ibu disarankan untuk melakukan pemeriksaan atau medical check up secara rutin. Pasalnya, sebagian ibu seringkali tidak mengalami tanda atau gejala apa pun dari penyakit ini. Rutinitas pemeriksaan normal pada kehamilan normal adalah sebagai berikut.

– Minggu 4-28: sebulan sekali

– 28-26 minggu : 2 minggu sekali

– 36-40 minggu: seminggu sekali

2. Manajemen berat badan 

Jika ibu menderita diabetes gestasional dan obesitas, terutama jika BMI mereka lebih dari 20, mereka mungkin mengalami preeklampsia. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk menggunakannya secara rutin untuk mencegah penurunan berat badan dan mengurangi risiko komplikasi. American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan olahraga intensitas sedang selama 15 hingga 30 menit setiap hari. Di bawah ini adalah jenis permainan yang bisa Anda mainkan.

– Pergilah

– Berenang

– Yoga

– Berolahraga selama kehamilan

– Pilates

– Latihan dengan kemiringan panggul

– Tes

3. Mengonsumsi suplemen atau vitamin selama hamil

Wanita hamil membutuhkan lebih dari sekedar makanan bergizi. Mereka juga harus memasukkan vitamin atau suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda. Oleh karena itu, suplemen kalsium dan aspirin dosis rendah dianjurkan untuk mengurangi risiko preeklamsia.

4. Gaya hidup sehat

Wanita hamil harus mengikuti gaya hidup sehat untuk mencegah komplikasi seperti preeklamsia. Di bawah ini beberapa hal yang harus diperhatikan ibu selama hamil.

– Gunakan sedikit atau tanpa garam dalam makanan 

– Minum 6-8 gelas atau 2 liter air sehari

• Hindari makanan yang digoreng dan junk food

– Istirahat yang cukup 7-8 jam sehari

– Hindari minum alkohol

– Hindari minuman berkafein

– Jika Anda menderita diabetes, pertahankan kadar gula darah normal

– Pengendalian tekanan darah tinggi

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel