Bisnis.com, JAKARTA – Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tiba-tiba terputus karena pembuluh darah tersumbat atau arteri pecah sehingga menyebabkan sel-sel otak mati karena kekurangan oksigen.

Dr. Mahendra BM, konsultan dan HOD, Departemen Neurologi, Ramaiah Institute of Neurology, Ramaiah Memorial Hospital, mengatakan kepada Hindustantimes bahwa risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun.

Kondisi ini diperburuk bila seseorang mengidap penyakit tertentu seperti darah tinggi, diabetes yang tidak terkontrol, penyakit jantung koroner, dan kolesterol tinggi, ujarnya.

Meskipun kita tidak dapat mengubah faktor-faktor seperti usia dan genetika, mengelola kondisi seperti tekanan darah tinggi dan diabetes serta menerapkan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan. Rehabilitasi memainkan peran penting dalam pemulihan, dengan metode seperti terapi gaya berjalan paksa, robotika, dan pelatihan kebugaran menunjukkan harapan untuk memulihkan fungsi motorik. dia menjelaskan.

Dr Khushbu Goel, konsultan dan kepala Program Perawatan dan Manajemen Stroke dan Neurologi di Rumah Sakit Manipal, Dwarka, New Delhi, mengatakan stroke adalah serangan otak yang disebabkan oleh kelainan darah yang menghalangi jaringan otak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.

Ada 2 jenis utama stroke – stroke iskemik dan hemoragik.

Stroke iskemik terjadi ketika suplai darah ke suatu area otak terhambat atau berkurang. Hal ini mencegah jaringan otak menerima oksigen dan nutrisi.

Jenis stroke lainnya adalah stroke hemoragik. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah sehingga menyebabkan pendarahan di otak. Faktor risiko medis untuk stroke Tekanan darah tinggi Merokok Kolesterol tinggi Diabetes Apnea tidur obstruktif Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung atau irama jantung tidak teratur seperti fibrilasi atrium Riwayat stroke pribadi atau keluarga, serangan jantung atau riwayat iskemia.

Usia – Orang yang berusia di atas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan orang yang lebih muda.

Laki-laki juga mempunyai risiko lebih besar terkena stroke dibandingkan perempuan. Wanita cenderung lebih tua saat terkena stroke dan lebih besar kemungkinan meninggal akibat stroke dibandingkan pria. Faktor gaya hidup yang berisiko: Kelebihan berat badan atau obesitas. Ketidakaktifan fisik. Alkohol atau minum berlebihan. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin. Gejala stroke 

Kesulitan berbicara dan memahami apa yang dikatakan orang lain. Seseorang yang terkena stroke mungkin menjadi bingung, bicaranya tidak jelas, atau tidak mengerti ucapannya.

Mati rasa, kelemahan, atau kelumpuhan pada wajah, lengan, atau kaki. Biasanya mempengaruhi satu sisi tubuh.

Seseorang dapat mencoba mengangkat kedua tangannya ke atas kepala. Jika lengan mulai lemas, bisa jadi ini pertanda stroke. Selain itu, salah satu sisi mulut mungkin terkulai saat mencoba tersenyum.

Masalah penglihatan pada salah satu atau kedua mata. Seseorang mungkin mengalami penglihatan kabur atau hitam secara tiba-tiba pada salah satu atau kedua matanya. Atau seseorang yang melihat dua kali.

Hilangnya keseimbangan secara tiba-tiba bisa menjadi tanda stroke

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel