Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (JIA) menyatakan akan mengambil aksi korporasi untuk keluar dari Badan Pengawasan Khusus (BEI) Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan beberapa “tato” kepada perseroan. Baru-baru ini BEI melampirkan pemberitahuan khusus kepada E dan X di GIAA 

Direktur Garuda Indonesia Irfanyaputra mengatakan GIA saat ini memiliki dua pemberitahuan khusus, yakni PKPU dan ekuitas negatif. Pihaknya akan menjalankan beberapa fungsi korporasi, salah satunya pembahasan terkait laporan akuntansi untuk memastikan kinerja fundamental GIAA semakin membaik. 

“Kami akan berusaha keluar dari dewan pengawas khusus. Padahal yang kami kerjakan sekarang adalah [tato] ekuitas negatif, banyak pekerjaan korporasi yang sudah kami lakukan, salah satunya mencoba membahas laporan akuntansi. , kalau [ekuitas negatif], sudah dihilangkan,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (12/5/2024). 

Seperti diketahui, GIAA sendiri bertato X dan E dari Bursa Efek Indonesia. Dan tato ini dipertahankan karena laporan keuangan terakhir GIAA menunjukkan ekuitas negatif yang memasukkan GIAA ke dalam kriteria pengendalian khusus nomor 5 dan disebut X.  

Saham GIAA yang diparkir di harga Rp 60 per saham membukukan return negatif 13,04% year to date. PER -0,99 kali dan PBVR -0,26 kali tercatat pada kapitalisasi pasar Rp 5,49 triliun. 

Per Maret 2024, GIAA tercatat minus $1,37 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan periode yang berakhir tahun 2023 yang tercatat minus $1,28 miliar. 

Sedangkan total liabilitas tercatat sebesar US$8,09 miliar, dengan liabilitas jangka panjang sebesar US$6,70 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$1,39 miliar. 

Total aset pada Maret 2024 sebesar $6,72 miliar, tidak berubah dibandingkan posisi akhir tahun 2023 yang juga sebesar $6,71 miliar. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel