Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan Shri Mulani Indrawati mengungkapkan pihaknya telah melaksanakan pembiayaan pinjaman sebesar 266,3 triliun dari APBN hingga akhir Juli.

Shri Mulani menjelaskan tersedia Rp648,1 triliun untuk mendanai utang APBN 2024. Namun hingga akhir Juli 2024 baru terlaksana 41,4%.

“Meski APBN membangun posisi seperti itu, namun hingga 31 Juli baru diterima Rp 266,3 triliun karena pembiayaan utang sebesar Rp 648 triliun,” kata Shri Mulani dalam siaran pers APBN Kementerian Keuangan. , Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024).

Ia menjelaskan, pertumbuhan tersebut sangat tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada akhir Juli 2023, pemulihan pembiayaan utang hanya sebesar 195 triliun triliun.

Mullaney mengatakan partainya sengaja menghentikan pembiayaan pinjaman tahun lalu karena ledakan harga komoditas. Namun kini meningkat lagi karena semua barang sudah kembali ke harga normal dibandingkan tahun lalu.

“Saat ini defisit diproyeksikan meningkat hingga tahun 2023. Itu tercermin dari pendanaan kita,” ujarnya.

Digunakan untuk dua pembiayaan untuk pengembalian Rp 266,3 triliun, yaitu SBN sebesar 253 triliun dan utang (net) sebesar Rp 13,3 triliun.

Sri Malani pun mengungkapkan ada permasalahan di partainya hingga akhir tahun 2024. Lanjutnya, Kementerian Keuangan tidak bisa mengendalikan defisit karena belanja kementerian/lembaga dialihkan untuk menambah penerimaan seperti pajak dan bea masuk. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA