Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) buka suara soal tantangan penjualan kendaraan listrik baterai (BEV) di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan salah satu tantangan penjualan mobil listrik di Indonesia adalah mahalnya harga BEV yang tidak sejalan dengan daya beli masyarakat saat ini.
“Kita menuju net zero emisi, alternatifnya adalah kendaraan listrik. Namun mobil listrik BEV masih mahal sehingga cukup menyulitkan masyarakat,” kata Kukuh kepada Bisnis, dikutip Selasa (19/11/2024).
Ia mengatakan, data Gaikindo menunjukkan rata-rata masyarakat Indonesia membutuhkan kendaraan terjangkau dengan harga sekitar Rp 300 jutaan. Sementara harga beberapa mobil listrik tergolong premium bahkan mencapai Rp 1 miliar.
“Nah, kendaraan listrik pertama yang diperkenalkan harganya mahal, lebih dari Rp 300 juta, bahkan ada yang lebih dari Rp 1 miliar. Pembelinya ada, tapi yang jelas tidak banyak,” jelasnya.
Menurut dia, masyarakat yang membeli mobil listrik bukanlah pembeli pertama, yakni mereka yang sudah memiliki kendaraan lain. Selain itu, masyarakat masih menganggap mobil listrik sebagai bagian dari gaya hidup mereka dan belum mencapai tingkat kesadaran lingkungan yang diperlukan untuk mengurangi polusi.
Selain permasalahan harga yang tidak terjangkau, minimnya infrastruktur pengisian daya (charging station) juga menjadi tantangan bagi penjualan mobil listrik di Indonesia. Sebab hal ini menjadi salah satu perhatian utama konsumen sebelum membeli mobil listrik.
“Masalahnya bukan cuma harga, tapi teknologinya baru. Ada infrastruktur pendukungnya? Ada Charging Stationnya nggak? Nah, kalau diperkenalkan pasti masyarakat kota akan beli dulu,” kata Kukuh.
Berdasarkan data terakhir PT PLN (Persero), hingga Agustus 2024 ketersediaan SPKLU sebanyak 2.015 unit. Sementara itu, terdapat 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di sisi lain, Gaikindo mencatat penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai sekitar 4.356 unit pada Oktober 2024. Angka tersebut meningkat tipis 0,64% dibandingkan 4.328 unit pada September 2024.
Secara persentase, kontribusi penjualan mobil listrik BEV sebesar 5,64% terhadap total penjualan grosir mobil Oktober 2024 sebanyak 77.191 unit. Insentif mobil listrik 2025
Di tengah tantangan tingginya harga mobil listrik di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru yang memperluas potongan pajak penjualan barang mewah yang dibayar pemerintah (PPnBM DTP).
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel