Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah meminta PT Freeport Indonesia (PTFI) membangun smelter baru di Fakfak, Papua Barat

Sementara itu, pembangunan kilang konsentrat tembaga merupakan syarat yang harus dipenuhi Freeport untuk mendapatkan perpanjangan izin pertambangan eksklusif (IUPK) setelah tahun 2041.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pembangunan smelter ketiga Freeport di Fakfak bertujuan untuk co-location dengan industri lain.

“Iya kalau jadi sentral, di Fakfak ada pabrik pupuk petrokimia yang dibangun di sana,” kata Arifin di Gedung Migas, dikutip Minggu (30/6/2024).

Arifin mengatakan, perkembangan ini bisa dimaklumi jika pasokan konsentrat tembaga dari PTFI mencukupi.

“Ini berhasil jika ada fokus mental,” katanya.

Sementara itu, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan rencana pembangunan smelter Freeport ketiga di Fakfak, Papua Barat, masih dalam pertimbangan. 

Sementara saat ini PTFI telah membangun dua kilang atau smelter tembaga, yakni PT Smelting dan Smelter Manyar di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Kedua smelter ini mempunyai kapasitas input sebesar 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan output sekitar satu juta ton tembaga katoda.

“Setelah ini [peluncuran smelter Manyar] kita akan lanjutkan proses pembahasan perluasan [IUPK] dan setelah disepakati proses perluasan Freeport, salah satu syaratnya adalah mereka segera membangun smelter di Fakfak,” ujarnya. ditemui di JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024).

Politisi Partai Golkar itu mengatakan, Freeport kini akan mulai melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan kilang di Papua. Sedangkan untuk finalisasi rencana pembangunan masa konstruksi, kata Bahlil, akan dibicarakan setelah pemerintah menandatangani perpanjangan IUPK Freeport. 

Namun, Bahlil berharap ke depan kapasitas smelter Papua tidak bisa disamakan dengan smelter Grisik.

“Tapi volume produksinya tidak sebesar [Smelter Manyar], paling banyak 700.000-800.000 ton,” kata Bahlil.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel