Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pinjaman P2P PT Akseleran Financial Inklusif Indonesia atau Akseleran sejauh ini berhasil menjaga kredit bermasalah (TWP90) di angka 0,35%, jauh di bawah batas regulator sebesar 5%.
CEO sekaligus co-founder Akseleran Group, Ivan Nikolas mengatakan, strategi Akseleran untuk mempertahankan peringkat kredit buruk adalah melalui evaluasi kredit yang cermat.
“Produk yang kami sediakan adalah produk kredit berbasis arus kas seperti invoice finance, PO finance dan inventory finance. Disini kita menganalisis arus kas, menentukan seberapa besar kapasitas arus kas yang dapat mendukung pinjaman. Dana invoice/PO kami cek valid, ada rekening bersama dan kami cek riwayat kredit. Hal ini memungkinkan kami untuk secara konsisten mengurangi risiko kredit,” kata Ivan kepada Bisnis baru-baru ini (11 Juni 2024).
Menurut dia, prospek pembiayaan P2P loan pada kuartal IV-2024 masih menggembirakan. Hingga kuartal III tahun 2024, akumulasi pinjaman P2P tercatat meningkat 33,73% year-on-year menjadi Rp 74,48 triliun.
Dengan masih terkendalinya TWP90, Akseleran memperkirakan pendanaan akan mencapai 3,1 triliun rupiah pada akhir tahun ini, atau meningkat sekitar 10% dari tahun lalu.
Hingga saat ini, jumlah pendanaan yang disalurkan Akseleran sebesar Rp 2,46 triliun dan jumlah terutang sebesar Rp 694,48 miliar.
“Sebenarnya target awalnya lebih tinggi, namun Bank Indonesia menaikkan suku bunga di awal tahun dan baru menurunkannya pada bulan lalu, sehingga permintaan kredit tidak sekuat yang kami perkirakan,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA