Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Senior Faisal Basri meragukan orang-orang kaya atau gila dari luar negeri akan menginvestasikan uangnya atau berinvestasi melalui kantor keluarga di Indonesia. 

Sebab, kata Faisal, orang-orang terkaya di Indonesia sendiri mempunyai kantor keluarga di luar negeri, karena tingkat kepercayaan mereka terhadap Indonesia rendah.

“Orang Indonesia juga punya kantor keluarga di luar negeri karena tidak percaya pada orang Indonesia. Bagaimana Anda mengharapkan orang asing datang ke Indonesia? “Ini arus pendek,” ujarnya saat rapat di Kompleks Parlemen, Rabu (10/7/2024).

Faisal menjelaskan, biasanya orang-orang super kaya di Indonesia sudah memiliki kantor keluarga di Singapura dan Hong Kong.

Bahkan, ia menilai rencana pendirian kantor keluarga di negeri ini tepat karena orang kaya menginginkan keamanan dalam mengelola uangnya di negeri ini.

“Saya khawatir orang-orang kaya di Indonesia menginginkan ketidakamanan, mereka ingin kebebasan membelanjakan uangnya untuk keuntungan bisnis ilegal. Wah, cara berpikirnya bagus, semakin sulit dimengerti,” kata Faisal.

Dalam kejadian lain, Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah mengatakan, pembangunan kantor keluarga belum mendesak. 

Di sisi lain, ia menilai pemerintah perlu fokus menyelesaikan kendala terkait kegiatan investasi guna mendorong derasnya arus modal di dalam negeri. 

Menurut dia, kendala investasi di dalam negeri selama ini terutama dipengaruhi oleh dua hal, yakni regulasi dan birokrasi.  

Padahal, pemerintah telah berupaya mendorong investasi melalui reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja. 

“Sekali lagi, persoalannya di manajemen dan regulasi. Oleh karena itu, kantor keluarga harus benar-benar mempertimbangkan kedua faktor yang menurunkan tingkat investasi tersebut, ujarnya. 

Jika pemerintah bisa menyelesaikan permasalahan regulasi dan birokrasi tersebut, kata Said, maka investasi akan cepat mengalir ke Indonesia. 

“Kalau kedua hal itu bisa diatasi pemerintah, Insya Allah investasi akan berjalan dengan baik,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel