Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengutarakan alasan Eramet dan BASF menunda investasi proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Teluk Weda, Halamhera Tengah, Maluku Utara.

Agus Tjahajana Wirakusumah, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Mendorong Pembangunan Industri Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan investasi kedua perusahaan tersebut ditunda karena masih melihat arah ketenagalistrikan dunia. pasar kendaraan.

“Iya kalau [menunda] lihat perdagangan internasional sudah sampai di mana. Itu menurut saya sangat konservatif,” kata Agus, Jumat (5/7/2024) saat rapat di Kementerian ESDM.

Meski tertunda, tambahnya, kedua perusahaan tidak menutup kemungkinan akan menjual cadangan produksinya ke pabrik baterai kendaraan listrik buatan dalam negeri.

Misalnya, Agus mengatakan kedua perusahaan bisa menjual LG atau nanti menjualnya ke IBC.

“Tapi bukan berarti dia tidak bisa menjual cadangannya ke pabrik di masa depan. Ya, mungkin dia tidak perlu membangun [pabrik] sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah BASF SE dan Eramet SA membatalkan investasinya pada proyek pabrik bahan baku aki mobil listrik di Teluk Weda, Halamhera Tengah, Maluku Utara. .

Menurut Bahlil, kedua raksasa Eropa itu hanya menunda investasinya di Indonesia karena menurunnya pasar penjualan mobil listrik di Eropa.

Karena pasar akan turun, mereka mengeremnya. Jadi tidak dibatalkan, ditunda sementara, kata Bahlil saat ditemui di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur. , Kamis (27/6/2024).

Ia meyakini penundaan investasi BASF dan Eramet hanya bersifat sementara hingga kondisi pasar mobil listrik global kembali membaik.

“Karena ketika mereka berinvestasi pada suatu produk, kalau pasar tidak menyerapnya, mereka akan menyesal,” kata Bahlil.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel