Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan raksasa minyak dan gas (migas) China untuk berinvestasi dalam program Enhanced Oil Recovery (EOR) di Indonesia. 

Ketiga perusahaan tersebut antara lain China National Petroleum Corporation (CNPC), China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), dan Sinopec Group. 

Peluang kerja sama itu muncul saat kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ke China beberapa waktu lalu. 

“Contohnya Sinopec, mereka mengirimkan tim ahlinya. Dari 16 lapangan yang ditawarkan Pertamina Hulu Energy, yang dipilih lima lapangan yakni Rantau, Tanjung, Pamushian, Jirak, dan Zulu,” kata Plt Dirjen Migas (Dirgen). Migas) Dadan Kusdiana Press Demikian tayangannya, Senin (22/7/2024). 

Berdasarkan data SKK Migas, pemerintah menawarkan 12 proyek EOR dalam negeri dengan perkiraan potensi cadangan mencapai 951 juta barel tangki stok (MMSTB). Sebagian besar blok migas dimiliki oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). 

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pemerintah mendorong kerja sama ketiga perusahaan China tersebut dengan PHE. Menurut Dwi, ketiga perusahaan China tersebut sudah berpengalaman dalam proyek EOR. 

“Mereka punya teknologinya sehingga sangat tertarik untuk menangkap potensi EOR di Indonesia yang bekerjasama dengan Pertamina dan KKKS lainnya,” kata Dwi saat RDP bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (6/6/2024).

Sedangkan EOR digunakan untuk meningkatkan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak ketika metode pemulihan primer dan pemulihan sekunder tidak lagi efisien untuk mengekstraksi minyak.

Sementara itu, baru-baru ini PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi menetapkan Final Investment Decision (FID) untuk proyek chemical oil recovery (EOR) di Lapangan Minas Fase-1 (Area-A), Blok Rokan.

Rencana pengembangan proyek atau plan of development (PoD) tersebut telah disetujui pada akhir tahun 2023, dengan nilai investasi sebesar Rp 1,48 triliun. 

“FIDnya awal Juli,” kata Deputi Eksploitasi SKK Migas Vahju Wibowo, saat dikonfirmasi, Minggu (7/7/2024). 

Wahju mengatakan, saat ini proyek kimia EOR sedang memasuki masa persiapan. Dia menjelaskan, bahan kimia yang digunakan Pertamina akan menggunakan Chevron Oronite, formulasi dari unit bisnis Chevron yang mengandung komponen kimia untuk lapangan Minas. 

“Surfaktan kimianya menggunakan formulasi oronit yang selaras dan optimalisasi formulasi dari uji lapangan,” ujarnya. 

Padang Minas akan menjadi lapangan pertama di Indonesia yang menggunakan metode EOR kimia dalam skala komersial dengan menggunakan bahan kimia injeksi alkaline-surfaktan-polimer (ASP). 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel