Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erik Thohir membeberkan kerangka pengurangan jumlah perusahaan pelat merah yang diperkirakan mencapai 30 perusahaan. Industri yang berpotensi melakukan perampingan adalah hotel dan rumah sakit.
Eric mengatakan, saat ini jumlah BUMN ada 47, turun dari 112 perusahaan. Dari angka tersebut, 40 perusahaan disebut memberikan hasil positif, sedangkan sisanya merugi.
Menurut dia, jumlah BUMN akan berkurang dan ke depan hanya akan ada 30 perusahaan. Meski demikian, rencana pengurangan jumlah perusahaan pelat merah tersebut akan sejalan dengan arahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Ke depan mungkin ada 30-an. Jadi seperti yang ditunjukkan Pak Prabowo, industri swasta sudah ada, baik itu hotel, rumah sakit, dan lain-lain,” ujarnya. 30.9.2024).
Sementara itu, Kementerian BUMN akan menjaga keberadaan perusahaan pelat merah yang memiliki posisi strategis. Salah satunya adalah Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) yang berperan penting dalam menyalurkan kredit ke segmen UKM.
“Kita hanya perlu menjaga unsur-unsur strategisnya dan Himbara itu penting karena 92% pinjaman UMKM atau ultra mikro berasal dari Himbara dan bukan dari bank swasta atau bank asing.”
Pada pengaturan sebelumnya, Kementerian BUMN diketahui mengelola beberapa bisnis hotel yang tersebar di Natour, Indonesia melalui PT Hotel Indonesia. Hal ini tidak luput dari perhatian Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Prabowo mengatakan pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) awal Maret 2024, Indonesia tidak membutuhkan hotel milik negara. Menurutnya, pihak swasta harusnya mempunyai kebebasan yang lebih besar untuk mengembangkan pariwisata di dalam negeri.
Ketua Umum Partai Gerindra mengatakan Indonesia terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan untuk berbisnis dan berinvestasi. Berbeda dengan tahun 1950-an ketika pemerintah harus berperan penting dalam mempromosikan pariwisata dalam negeri.
“Pada tahun 1950an, pemerintah seharusnya memainkan peran utama dalam pariwisata, namun sekarang saya yakin kita harus membiarkan sektor swasta mendominasi”.
Eric Thohir pun menanggapi pernyataan tersebut. Saat itu, kata dia, setiap BUMN punya bisnis hotel. Namun setelah ia mengambil alih, hotel-hotel tersebut disatukan dalam satu payung yang dikelola oleh PT Hotel Indonesia Natour.
PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mengelola hotel milik negara melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Group (HIG). Komposisi pemegang saham HIG terdiri dari HIN yang menguasai 51% saham, sedangkan WIKA Realty menguasai 49% saham.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel