Bisnis.com, Jakarta – Menteri BUMN Eric Thohir memastikan struktur Holding BUMN Karya tidak akan berubah dengan mergernya tujuh perusahaan konstruksi tersebut.

Eric Thohir mengatakan pihaknya sejauh ini sudah menyurati Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono terkait pembentukan Holding BUMN Karya.

“Saya sudah kirim surat ke Pak Basuki dan Menteri Keuangan [Pak Mulyani] sudah mengkajinya. Kita tunggu prosesnya dari Kementerian PUPR,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/07/2021). 2024) malam. 

Erick belum bisa memastikan kapan struktur holding akan selesai karena kebijakan tersebut bukan kewenangan Kementerian BUMN. Namun, dia berharap proses penggabungan tujuh perusahaan konstruksi pelat merah itu bisa berjalan cepat.

“Kami tunggu suratnya, kebijakan yang saya sampaikan bukan milik kami. “Perusahaan BUMN sebaiknya ditutup secepatnya, kalau bisa jangan terlalu lama, kalau sudah sakit sebaiknya segera ditutup,” jelasnya.

Tujuh BUMN Karya yang akan digabung: PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., PT Vijaya Karya (Persero) Tbkero, PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirzotmodjo alias Tiko mengatakan komposisi struktur holding tidak mengalami perubahan.

Artinya, Adhi Karya akan tetap menjadi holding Brantas dan Nindya, sedangkan Vaskita akan bergabung dengan Hutama Karya. PTPP dipasangkan dengan fitur Vijaya.

Sebelumnya, seluruh pekerjaan BUMN masih menjalani evaluasi internal dari sisi bisnis dan teknis, kata Novel Arsyed, Direktur Utama PTPP. Namun, seluruh perusahaan saat ini masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah.

“Seluruh fungsi BUMN yang terdampak masih mengevaluasi bisnisnya, secara teknis semuanya berjalan. Namun kami masih menunggu instruksi dari Kementerian BUMN,” ujarnya.

Novel menambahkan, pihaknya belum mendapat instruksi dari Kementerian BUMN terkait unit mana yang menjadi sumber tahap merger. 

Di sisi lain, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulinga mengatakan, penggabungan fungsi BUMN akan membuat bidang keahlian perusahaan konstruksi pelat merah tersebut dapat berfungsi dengan baik. Misalnya HK dan Waskita yang khusus bergerak di bidang jalan tol.

Selain jalan tol, Kementerian BUMN punya DPR VI. Berdasarkan pemaparannya dalam rapat dengan panitia beberapa waktu lalu, kedua perusahaan tersebut diperintahkan mengerjakan proyek gratis, gedung institusi, dan apartemen komersial.

Sedangkan WIKA dan PTPP fokus pada pengerjaan pelabuhan laut, bandara, EPC dan kawasan pemukiman. ADHI, Nindya Karya dan Brantus Abipraya berspesialisasi dalam konstruksi di bidang air, kereta api, kereta api dan banyak sektor lainnya.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA