Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Anindya Bakrie usai konferensi nasional mengungkapkan, ada peluang kerja sama investasi dari kedua belah pihak.

Erick mengatakan, ke depan Kementerian BUMN harus melakukan improvisasi, salah satunya menghubungkan database antara Kementerian dan Kadin Indonesia.

“Jadi kalau ada pengadaan, mari kita buka seluas-luasnya agar peran swasta dan UMKM ikut ambil bagian. Tentu dengan satu kesepakatan yaitu tata kelola perusahaan yang baik dan transparansi, ujarnya kepada awak media di Jakarta, Senin (30/9/2024).

Sementara itu, Anindya melihat banyak peluang kerja sama antara Kadin dan Kementerian BUMN. Sebab, banyak proyek BUMN yang berpotensi digandeng anggota Kadin.

“Sebelumnya ada pembicaraan bagaimana, misalnya harmonisasi database. Jika ada program investasi dengan skala yang sesuai, anggota kami pasti ingin berpartisipasi. “Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mengembangkan perekonomian ke arah yang lebih maju lagi,” ujarnya.

Hingga tahun lalu, Kementerian BUMN melaporkan sebanyak 65 badan usaha milik negara yang seluruhnya disebut portofolio BUMN menghasilkan total pendapatan operasional sebesar Rp 2.932,64 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 0,47% year-on-year.

Pendapatan tersebut ditopang oleh Rp1.983,11 triliun dari segmen penjualan dan Rp452,9 triliun dari BUMN sektor keuangan.

Sementara beban pendapatan portofolio BUMN mencapai Rp1.951,57 triliun, turun 1,61% year-on-year (Yyy). Dengan demikian, total laba kotor BUMN mencapai Rp981,07 triliun, meningkat 4,87% dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2023.

Setelah mengumpulkan pendapatan dan beban lain-lain, 65 BUMN tersebut meraup laba tahunan sebesar Rp 327,12 triliun. Laba ini meningkat 5,87% YoY menjadi Rp308,99 triliun.

Dari sisi neraca keuangan, total aset portofolio BUMN mencapai Rp10.401,50 triliun, meningkat 6,26% dibandingkan tahun lalu. Liabilitas juga meningkat 4,03% year-on-year menjadi Rp6.957,43 triliun, sedangkan ekuitas mencapai Rp3.444,07 triliun atau meningkat 11,07%.

Sedangkan arus setara kas portofolio BUMN mencapai Rp714,96 triliun pada akhir tahun 2023, turun 8,23% y-o-y dari posisi sebelumnya Rp779,04 triliun.

Dalam laporan tersebut, Kementerian BUMN menjelaskan bahwa laporan keuangan konsolidasi mencerminkan posisi keuangan dan kinerja portofolio BUMN dalam satu tahun terakhir. Untuk itu, laporan tersebut memperhitungkan penghapusan saldo transaksi antar BUMN.

______________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel