Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti yang berlokasi di Minahasa, Sulawesi Utara, PT Minahasa Pembangunan Selamat Tbk. (HBAT) akan meningkatkan pendapatan menjadi Rp 65,4 miliar atau 34% pada tahun 2024. Perusahaan juga mempertimbangkan diversifikasi.
Direktur Utama HBAT Go Ronny Nugroho mengatakan pada 2024 perseroan menargetkan pendapatan Rp 65,4 miliar atau tumbuh 34%. Tahun lalu, HBAT meraup laba Rp37,5 miliar atau meningkat 10,75%.
“Kami berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2024 dan kami yakin hal tersebut dapat dicapai berkat berbagai kondisi makroekonomi dan keunggulan kompetitif yang kami miliki,” kata Go Ronny Nugroho dalam keterangan publik, Rabu (15/05/2024). .
Beberapa indikator yang mendukung prospek usaha tahun 2024 adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,05% dan berlanjut pada tahun 2024. Pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat.
Selain itu, perekonomian lebih tinggi jika melihat data Survei Perekonomian Nasional (Susenas) 2021 yang menunjukkan adanya selisih antara jumlah rumah yang dibangun di Indonesia dengan jumlah kebutuhan bangunan (backlog). mencapai. 12,71 juta rumah.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga tinggi, karena setiap tahun sekitar 800.000 keluarga baru memenuhi syarat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Bank Indonesia (BI) telah memperpanjang relaksasi rasio pinjaman terhadap nilai (LTV) untuk mendorong perekonomian. Secara spesifik, perekonomian Sulut yang menjadi basis usaha diperkirakan akan terus tumbuh setelah tumbuh sebesar 3,75% pada tahun 2023.
Pada tahun 2023, HBAT memiliki pendapatan sebesar Rp33,86 miliar. Meningkatnya pendapatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga meningkatkan daya beli masyarakat, membantu mempercepat pembangunan rumah siap pakai ke pasaran.
Di sisi lain, Go Ronny juga menjelaskan perseroan memiliki pesaing, salah satunya adalah lokasi proyek yaitu Perumahan Sawangan Permai yang strategis dan dekat dengan ibu kota Sulawesi Utara, Manado.
Proyek-proyek perusahaan diberi harga, namun tetap menawarkan spesifikasi teknis dan metode konstruksi yang sama dengan pesaing penuhnya.
Oleh karena itu, kami berharap industri ini akan tumbuh pada tahun 2024 dan tahun-tahun mendatang, ujarnya.
Saat ini HBAT melaporkan pendapatan sebesar Rp9,65 miliar pada tahun 2023 dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp13,91 miliar. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan baku.
Pada tahun 2023, perseroan akan membangun 324 unit rumah yang terbagi dalam berbagai kelompok dan tipe. Tahun ini HBAT akan terus meningkatkan penjualan melalui strategi top (iklan) dan bottom (partisipasi pameran, dll).
Dana IPO
Direktur HBAT Andrie Rianto mengatakan perseroan memiliki sisa dana penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp5 miliar pada Desember 2023, setelah mengalokasikan dana IPO sebesar Rp18,79 miliar dalam rencana tersebut.
Pada 28 Juli 2023, HBAT mendapat persetujuan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan 240.740.800 saham dengan harga perdana Rp 108 per saham. Pada 7 Agustus 2023, saham perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memperoleh dana IPO sebesar Rp 26 miliar sebelum dikurangi biaya emisi.
“Dana hasil IPO, di luar biaya emisi, digunakan untuk pembelian landbank sebesar 46,20%, perlengkapan umum, biaya perumahan dan konstruksi sebesar 45,36%, dan sisanya untuk modal,” kata Andrie.
Perseroan juga berencana membagikan dividen mulai tahun 2025 sebesar 20% dari pendapatan tahun 2024. Namun pembagian tersebut harus memenuhi ketentuan Undang-Undang Hak Cipta, yakni jika HBAT mempunyai saldo pendapatan positif.
Pada Desember 2023, total aset perseroan meningkat 93% menjadi Rp 69,83 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 36,24 miliar karena adanya modal disetor.
Pada saldo tersebut terdapat saldo laba yang belum direalisasi sebesar Rp25,05 miliar, meningkat 59% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp15,74 miliar. Sementara itu, total aset meningkat 78% menjadi Rp70,78 miliar pada Desember 2023 dari Rp39,57 miliar tahun lalu karena kuatnya pertumbuhan aset lancar dan aset tetap.
Dengan total liabilitas Rp 950,97 juta hingga Desember 2023, rasio utang terhadap ekuitas (DER) hanya 0,013 kali. Artinya HBAT mampu membayar utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya. (Fasya Kalak Muhammad)
Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel