Bisnis.com, JAKARTA – Emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) memutuskan untuk berhenti menerbitkan obligasi senilai Rp 2,25 triliun.

Direktur TPIA Andre Khor Kah Hin dan Suryandi dalam keterangan resminya mengatakan, alasan perseroan membatalkan penerbitan obligasi adalah overfunding.

Keputusan kami tidak melanjutkan penerbitan PUB IV, meski masih ada tenggat waktu 29 Juli 2024, mengingat kelebihan dana dibandingkan kebutuhan, ujarnya, dikutip Jumat (7/12/2024).

Selain itu, penerbitan obligasi terhenti karena dukungan keuangan yang kuat dari berbagai sumber dan juga dana likuiditas yang kuat.

Sementara itu, Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV (PUB IV) Chandra Asri Petrochemical telah mendapat pernyataan efektif melalui Surat OJK no. S-149/D.04/2022 tanggal 29 Juli 2022. Obligasi tersebut bertujuan untuk menghimpun dana dengan total nilai Rp8 triliun.

Untuk diketahui, selama periode penerbitan PUB IV, TPIA menerbitkan empat obligasi. PUB IV Tahap I pertama tahun 2022 senilai Rp 2 triliun. Kedua, PUB IV Tahap II 2023 Rp1,25 triliun.

PUB IV Tahap III Tahun 2023 sebesar Rp1 triliun dan PUB IV Tahap IV Tahun 2024 sebesar Rp1,5 triliun.

Sedangkan total nilai realisasi atau dana yang berhasil dihimpun emiten Prajogo Pangestu dari penerbitan PUB IV adalah Rp5,75 triliun. Sedangkan sisa target pendanaan PUB IV sebesar Rp2,25 triliun.

Sekadar informasi, dana bersih yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan digunakan khusus untuk kebutuhan modal kerja TPIA. Hal ini mencakup pembelian bahan baku produksi dan biaya operasional kegiatan usaha.

Dilihat dari harga sahamnya, saham TPIA turun 1,04% atau 100 poin ke Rp 9.500 pada Jumat (7/12/2024). Sedangkan saham TPIA menguat 80,95% dalam setahun terakhir (YtD).

Dari segi valuasi, saham ASII memiliki rasio harga terhadap pendapatan (PER) sebesar -391x, sedangkan nilai buku (PBV) sebesar 19,11x. Kapitalisasi pasarnya tercatat Rp 821,86 triliun.

—————————– 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel