Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia infrastruktur menara telekomunikasi PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI) memutuskan pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (14/6/2024). Perseroan juga menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun pada tahun 2024.
“Pada RUPS Tahunan, pemegang saham BALI memutuskan untuk membagikan dividen dari laba tahun buku 2023 sebesar Rp78,69 miliar atau setara Rp20 per saham,” kata Ketua dan Direktur BALI Jap Owen Ronadhi, di depan umum. pernyataannya pada Jumat (14/6). /2024).
Jap Owen Ronadhi mengatakan BALI secara umum mengoperasikan dua segmen usaha: seluler dan non seluler. Bisnis seluler meliputi penyewaan menara, penyewaan transmisi/bandwidth, pengoperasian dan pemeliharaan (O&M), termasuk listrik dan tenaga cadangan.
Di segmen Non-Seluler, bisnis perusahaan meliputi residensial, korporasi dan pemerintahan Fiber to X (FTTX). Produk non seluler perseroan dikenal dengan nama Balifiber.
“Di sektor seluler, perseroan saat ini merupakan penyedia menara terbesar di Bali dan penyedia menara microcell (MCP) terbesar di Jakarta,” jelasnya.
Sepanjang tahun 2023, BALI mempertahankan tingkat penempatan menara telekomunikasi. Perseroan terus berupaya mengembangkan bisnis jasa telekomunikasi dengan menggunakan infrastruktur dan jaringan transmisi yang telah dimilikinya.
Segmen bisnis Seluler tetap menjadi kontributor utama pendapatan operasional Perseroan. Hingga 31 Desember 2023, Perseroan mencatatkan total 2.686 unit menara dengan jumlah pelanggan 2.105 orang. Segmen ini menyumbang pendapatan sebesar Rp560,04 miliar atau 58,63% terhadap total pendapatan operasional Perseroan pada tahun 2023.
Di sisi lain, segmen Non Seluler berhasil menyumbang 41,37% atau Rp 395,22 miliar. Jumlah unit yang berpindah ke rumah meningkat menjadi 246.288 unit dan jumlah pelanggan residensial meningkat menjadi 55.687 pelanggan pada tahun 2023.
Pada tahun 2023, BALI mencatatkan pendapatan operasional konsolidasi sebesar Rp955,26 miliar dan laba tahun berjalan sebesar Rp150,502 miliar. Tujuan BALI 2024
Menurut dia, perusahaan menetapkan tujuan keuangannya secara konservatif dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi perekonomian eksternal dan perkembangan perusahaan.
Pada tahun 2024, prospek emiten menara telekomunikasi dinilai cukup positif di tengah sentimen pemerintah yang ingin mengembangkan infrastruktur telekomunikasi dan jaringan digital.
Dilihat dari berbagai sudut seperti konsumsi data pelanggan, infrastruktur digital, ketersediaan spektrum bahkan konsolidasi industri, manajemen menyimpulkan prospek industri menara telekomunikasi masih memiliki ruang untuk tumbuh besar. Perusahaan bersiap memanfaatkan peluang di tahun 2024.
Pada tahun 2024, BALI menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun dengan margin EBITDA sekitar 67%. Target pendapatan ini sejalan dengan rencana penambahan kurang lebih 100 unit MCP Tower dan penambahan 30.000 unit return pada jaringan Fiber to the Home dan Fiber to the Building (FTTX). Home-pass adalah jaringan serat optik yang melewati rumah klien.
“Untuk mendukung tujuan dan ekspansi perusahaan, BALI mengalokasikan belanja modal (capex) kurang lebih Rp350 miliar,” ujarnya.
Pada kuartal I 2024, BALI mengoperasikan 2.692 menara dengan 2.063 unit tenant. Penggunaan data pelanggan terpantau meningkat menjadi 502.807 Mbps, sedangkan FTTX meningkat menjadi 249.180 unit, pelanggan residensial FTTX juga meningkat menjadi 58.538 unit, serta pelanggan korporasi dan pemerintah sebanyak 1.199 unit.
Dari sisi kinerja keuangan, BALI mencatatkan pendapatan sebesar Rp249,77 miliar pada kuartal I-2024, naik 6,50% dari Rp234,51 miliar pada kuartal I-2023. Sementara pada tahun 2020, rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan (CAGR) mencapai 7%.
Dari sisi EBITDA, perseroan mencatatkan Rp 170 miliar pada kuartal I 2024 dengan margin 68%. CAGR EBITDA tahun 2020 adalah sekitar 6%. BALI juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp38,74 miliar pada Maret 2024, naik dari Rp45,88 miliar pada Maret 2023.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel