Bisnis.com, Jakarta – Penerbit pertambangan milik Low Tuck Kwong Group, PT Bayan Resources Tbk. (Pernyataan) Tanggal rapat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ditetapkan bulan depan. BYAN juga mengumumkan sejumlah tujuan untuk tahun 2024.
Pada tahun 2024, BYAN menargetkan pendapatan sebesar US$3,6 miliar atau sekitar Rp 55,80 triliun seiring dengan peningkatan produksi/penjualan batu bara.
Bayan memperkirakan pendapatan 2024 mencapai US$3,3 miliar – US$3,6 miliar atau sekitar Rp51,15 triliun – Rp55,80 triliun (kurs diperkirakan Rp15.500 per dolar AS). EBITDA diperkirakan sekitar US$1,2 miliar – US$1,4 miliar atau sekitar Rp18,6 triliun – Rp21,7 triliun.
Produksi batu bara pada tahun 2024 mencapai 55 hingga 57 juta ton, meningkat dari perkiraan produksi tahun 2023 sebesar 48 juta ton, kata Bayan Resources dalam keterangan tertulisnya.
Sebuah pernyataan memperkirakan harga batubara Newcastle akan berada pada kisaran $110 per ton pada tahun 2024, dengan harga rata-rata ICI4 pada $58 per ton. Harga batu bara diperkirakan akan lebih stabil setelah turun pada tahun lalu dari puncaknya pada tahun 2022.
Harga jual rata-rata (ASP) batubara BYAN pada tahun 2024 diperkirakan sebesar US$60-65 per ton, disesuaikan dengan US$76 per ton pada tahun 2023, US$118 per ton pada tahun 2022, dan US$71 per ton pada tahun 2021. Harganya masih sama. di atas US$39 per ton pada tahun 2020 dan US$48 per ton pada tahun 2019.
Untuk memaksimalkan keuntungan, Bayan akan menjaga biaya pada kisaran $40-43 per ton. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok penjualan (COGS), seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam setiap aktivitas produksi atau penjualan, biaya umum dan administrasi (SGA), biaya operasional/beban usaha, serta biaya royalti.
Pada tahun 2024, BYAN berkomitmen belanja modal (capex) sebesar US$230 juta hingga US$260 juta atau sekitar Rp3,56 triliun hingga Rp4,03 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS). Penanaman modal sebesar 74% untuk pembangunan dan infrastruktur, 13% untuk peralatan dan mesin, serta 13% untuk pembelian peralatan lainnya.
Manajemen BYAN menyatakan akan meningkatkan produksi batu bara pada 2024 menjadi 55 hingga 57 juta ton. Oleh karena itu, volume produksi Bayan terus meningkat dari 48 juta ton pada tahun 2023, 39 juta ton pada tahun 2022, 38 juta ton pada tahun 2021, dan 30 juta ton pada tahun 2020.
“Volume produksi batu bara pada tahun 2024 berpotensi meningkat 15% – 20% karena adanya perluasan tambang Bakar Utara di Tabang,” jelas manajemen Bayan.
BYAN juga merupakan produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia, setelah PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dengan produksi sekitar 80 juta ton, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (Adro) sekitar 64 juta ton.
Secara triwulanan, volume produksi Bayan triwulan I tahun 2024 diperkirakan sekitar 10 juta – 11 juta ton, triwulan II tahun 2024 13 juta – 14 juta ton, triwulan III tahun 2024 16 juta – 17 juta ton, dan pada triwulan IV 2024 14 juta – 15 juta ton.
Dari sisi volume penjualan, Bayan juga menargetkan pemasaran batu bara antara 55 hingga 57 juta ton pada tahun 2024, meningkat 15%-20% dari perkiraan penjualan tahun 2023 sebesar 47 juta ton. Sementara itu, penjualan batu bara juga meningkat pada tahun lalu hingga mencapai 40 juta ton pada tahun 2022.
Per September 2023, komposisi pasar batubara Bayan Resources adalah Filipina 32%, Indonesia 22%, Korea Selatan 10%, China 9%, India 8%, Bangladesh 6%, Malaysia 5% dan pasar lainnya 8%.
Hingga akhir tahun 2023, Bayan telah mendapatkan komitmen penjualan sebanyak 45,5 juta ton untuk periode 2024 dengan spesifikasi kalori 4324 g kkal/kg. Sekitar 84% menggunakan tarif variabel, dan 16% menggunakan tarif tetap.
Manajemen Bayan menjelaskan, “Komitmen penjualan ini mencapai 80% – 82% dari rencana penjualan selama tahun 2024.”
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel