Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan menyiapkan lahan untuk mendukung program 3 juta rumah yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

Tak hanya di sisi darat, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan perseroan juga berpeluang mendukung program tersebut dengan menjadi kontraktor konstruksi. 

“Mungkin ada yang berwirausaha, ada juga yang punya tanah atau kawasan yang bisa dibangun untuk [program] perumahan rakyat,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, pekan lalu. 

Keterlibatan PTPP dalam mendukung program perumahan rakyat merupakan hasil awal pertemuan Menteri BUMN Erick Thohir dengan Menteri Perumahan dan Cipta Karya (PKP) Maruarar Sirait di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (7/11/2024) malam.

Selain PTPP, Kementerian BUMN juga mengundang beberapa direksi negara seperti Perum Perumnas, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).

Novel mengatakan, hingga saat ini perseroan belum memetakan potensi lahan yang dimilikinya untuk mendukung program 3 juta rumah. Rincian tersebut diperkirakan tidak akan dijawab selama beberapa minggu setelah pertemuan awal.

“Kami masih belum tahu berapa luasnya. Jadi segala macam harga harus disesuaikan agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan program perumahan masyarakat,” jelasnya.

Ia pun meyakinkan PTPP akan mendukung instruksi Kementerian BUMN dan Kementerian PKP untuk mewujudkan program pembangunan 3 juta rumah yang merupakan visi Presiden Prabowo.

“Kami pasti sejalan dengan arahan Kementerian BUMN dan prosesnya dengan Kementerian PKP.” dikatakan.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan siap memetakan sejumlah aset milik perusahaan pelat merah untuk mendukung program 3 juta rumah yang diusung Presiden Prabowo.

Namun Erick belum bisa memastikan berapa potensi aset BUMN yang bisa dikonversi untuk mendukung program tersebut karena pertemuan tersebut masih dalam tahap awal.

“Kita sudah sepakat akan merancang seluruh aset BUMN, tentu konteksnya adalah perumahan, yaitu untuk perumahan rakyat, kemudian perumahan kelas menengah,” ujarnya.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel