Bisnis.com, Jakarta – Penerbit Batubara Grup Bakri, PT Bumi Resources Tbk. ( BUMI ) membukukan kenaikan laba bersih pada semester I/2024 meski pendapatannya turun signifikan.

Dilihat dari laporan keuangannya, BUMI mencatatkan laba bersih sebesar USD 84,91 juta atau sekitar Rp 1,38 triliun (kurs Rp 16.294 per USD). Laba tersebut meningkat 3,76% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 81,82 juta USD atau sekitar Rp 1,33 triliun dibandingkan semester I/2023.

Namun pendapatan perseroan hingga 6 bulan pertama tahun 2024 turun 32,76% menjadi US$595,84 juta atau sekitar Rp9,70 triliun dibandingkan US$886,27 juta atau sekitar Rp14,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Seiring dengan penurunan pendapatan, nilai komoditas BUMI juga turun 30,3 persen menjadi $542,1 juta atau setara dengan $777,61 juta pada tahun 2023.

Dampaknya, laba kotor BUMI turun 50,5% menjadi USD 53,74 juta, dari USD 108,65 juta pada semester I/2023.

Sementara itu, kas dan setara kas BUMI pada akhir periode tercatat US$55,77 juta, turun US$87,21 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Secara neraca, total aset BUMI tercatat sebesar $4,21 miliar pada akhir Juni 2024 dibandingkan $4,20 miliar pada akhir Desember 2023.

Liabilitas perusahaan berjumlah $1,34 miliar pada akhir tahun 2023, dibandingkan dengan $1,42 miliar. Sedangkan saham BUMI bernilai $2,86 miliar, sedangkan posisi 2023 senilai $2,77 miliar.

Berdasarkan kinerja operasional, overhead overhead tercatat sebesar 337,6 MB/cm pada Semester I/2024, turun 5% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar 355,1 MB/cm. Sedangkan rasio penyitaan sebesar 8,9 dibandingkan 10 tahun lalu.

Sedangkan batubara yang ditambang pada 6 bulan pertama tahun 2024 mencapai 37,7 juta ton, meningkat 7% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 35,4 juta ton. Sementara penjualan batu bara naik 7% menjadi 37 juta ton dari periode sebelumnya 34,6 juta ton.

Saham BUMI turun 1,32% ke Rp75 per saham pada perdagangan Rabu (31/7/2024). Secara year-to-date (YtD), saham BUMI turun 11,76%.

__________

Disclaimer: Berita ini bukan merupakan bujukan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel