Bisnis.com, JAKARTA – CEO SpaceX, Elon Musk, berencana menurunkan ketinggian satelit orbit rendah Starlink (LEO). Elon Musk sedang mempersiapkan Starlink “Generasi Berikutnya” yang akan mengorbit lebih dekat ke Bumi dibandingkan generasi sebelumnya.

Mengutip Rd.com, ketinggian pesawat komersial berbeda-beda tergantung ukuran pesawatnya. Namun, sebagian besar pesawat komersial terbang antara 32.000 – 40.000 kaki di atas permukaan tanah.

CEO SpaceX Elon Musk mengatakan hal ini karena mengorbit satelit lebih dekat ke Bumi akan meningkatkan kualitas layanan internet yang disediakan Starlink.

“Starlink sekarang berjarak 550 kilometer (di orbit). Dan generasi berikutnya akan menjadi 350,” kata Kasturi, dilansir PC Mag, Rabu (12/6/2024).

SpaceX baru-baru ini mengumumkan penurunan latensi median untuk pengguna Starlink menjadi 28 ms. Musk mengatakan dalam 1 atau 2 tahun ke depan, latensi Starlink bisa kurang dari 20ms.

FYI, latensi lebih penting daripada kecepatan secara umum untuk aplikasi seperti video chat dan game online. Latensi tinggi dapat mengganggu panggilan video atau game online, jadi Musk memprioritaskan mendorong Starlink di bawah 20ms. 

SpaceX sebelumnya mengajukan izin baru ke International Telecommunications Union (ITU), regulator global yang mengawasi alokasi frekuensi radio untuk penyedia satelit. Aplikasi ini mencakup 29.988 satelit di 288 bidang orbit dengan ketinggian antara 350 dan 614 km.

SpaceX juga perlu mendapatkan persetujuan dari Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) untuk meluncurkan satelit Starlink di masa depan. Pada bulan Februari dan Maret, SpaceX telah meminta FCC untuk menggunakan satelit Starlink pada jarak 340 hingga 360 kilometer. 

Namun, penerapan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap FCC. FCC meminta informasi lebih lanjut dan konfirmasi bahwa satelit tersebut tidak akan mengganggu pengoperasian stasiun luar angkasa manusia ketika Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit 400 kilometer. 

Kekhawatiran FCC lainnya adalah satelit Starlink di dataran rendah berpotensi mengganggu astronomi. 

FCC juga meminta peninjauan SpaceX apakah satelit orbit rendah tersebut dapat menyebabkan gangguan radio ke satelit lain. 

Saat ini SpaceX sedang mengembangkan satelit V2 Mini sambil menunggu roket Starship siap terbang. Ketika Starship siap, SpaceX akan mulai mengembangkan satelit V2 yang lebih besar, yang kemungkinan akan mencakup orbit rendah dalam beberapa kasus. 

FCC memberi SpaceX batas waktu 8 Juli untuk menjawab pertanyaannya, tetapi tampaknya SpaceX tidak akan mendapat persetujuan untuk meluncurkan 20.000 satelit baru. Sebelumnya, FCC hanya mengizinkan SpaceX meluncurkan 7.500 satelit. (Mohammad Diva Farel Ramadhan)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel