Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah akan memfokuskan kembali anggaran untuk memerangi kekeringan dan menjamin stabilnya kondisi pangan hingga Agustus 2024, kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.​

Hal tersebut disampaikannya usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (11 Juni 2024) untuk melaporkan situasi pangan akibat fenomena El Niño.​​

Situasi saat ini adalah ketidakpastian iklim, dan saat ini El Niño masih berlangsung. Kami berharap fenomena El Niño akan berakhir pada bulan Juli atau Agustus tahun ini,” katanya di komplek istana kepresidenan katanya.​​

Selain itu, ia juga sepakat bahwa selain tantangan fenomena El Niño yang belum berakhir, Indonesia akan menghadapi musim kemarau yang akan datang pada bulan Agustus hingga Oktober 2024.​​

Amran juga memperkirakan Indonesia akan mengalami musim hujan pada bulan November, sehingga kementeriannya telah mempersiapkan berbagai ekspektasi dalam beberapa bulan mendatang.​​

Misalnya, Amran mengatakan pada Maret 2024, kementeriannya menerapkan pemompaan air dan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo untuk melakukan sentralisasi atau penyesuaian kembali anggaran untuk membeli berbagai kebutuhan sebagai respons terhadap kekeringan.​​

“Kami melaporkan bahwa kami telah memfokuskan kembali anggaran kami pada pembelian pompa air yang sebelumnya digunakan untuk gedung, perjalanan bisnis, seminar, dan kemudian menghilangkan pengeluaran yang tidak perlu dan memfokuskan kembali pada Beli benih, pompa air dan mesin pertanian untuk petani.”

Ia berharap dengan adanya refocusing anggaran tersebut, produksi petani dapat segera meningkat dan terakselerasi.​​

Ia juga menyampaikan bahwa tingkat implementasi pompa telah mencapai sekitar 70% dan ditargetkan selesai pada Agustus 2024, dengan 25.000 pompa akan terpasang dalam program pompa tersebut.​​

Amran melanjutkan, penataan kembali anggaran sebesar Rp7 triliun dengan mengoreksi beberapa anggaran yang tidak berdampak signifikan terhadap produksi.

Amran mengatakan, nantinya 30% air yang dipompa akan dikonsentrasikan pada budidaya di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar). Lalu ada beberapa provinsi di Pulau Sumatera seperti Lampung, Sumatera Selatan, dan provinsi lainnya yakni Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

“Kita fokus ke sentra produksi padi yang harus ada air sepanjang tahun. Pompa air itu solusi cepat, kalau begitu bisa langsung tanam, tapi kalau cetak sawah butuh waktu 1-3 tahun. , Dan kita membutuhkan makanan sekarang, dan negara lain kekurangan makanan. “Amran.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel