Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) bersama dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) mulai melakukan prospeksi potensi sumber daya panas bumi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Way Ratai, Lampung.

Melalui perusahaan patungan PT Cahaya Anagata Energy (CAE), kedua entitas telah mengukuhkan komitmen eksplorasi sebesar US$28,85 juta atau sekitar Rp437,22 miliar (berdasarkan kurs Rp15.155 per dolar AS).

“WKP Way Ratai merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat portofolio pengembangan panas bumi PGE,” kata CEO PGEO Julfi Hadi dalam keterangan resmi, Kamis (26/09/2024). 

Julfi mengatakan perseroan berkomitmen bekerja sama dengan mitra strategis untuk memastikan pengembangan sumber energi dari unit panas bumi. 

“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan mitra strategis untuk memastikan pengembangan sumber daya energi panas bumi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Julfi. 

Sementara itu, pada Selasa (24/9/2024), CAE menerima Izin Teknologi Panas Bumi (IPB) WKP Way Ratai dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Aula Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Energi. Konservasi (EBTKE), Jakarta. 

Penyerahan dokumen IPB secara simbolis dilakukan oleh Dirjen EBTKE Enia Listiani Devi yang disaksikan pimpinan Ditjen EBTKE dan mitra strategis. 

IPB ini pertama kali diproses secara online melalui Online Single File System (OSS), menandai sebuah terobosan efisiensi birokrasi di bidang ketenagalistrikan.

“Menyadari pentingnya investasi pada sumber energi terbarukan, kami mempersingkat proses perizinan untuk mempercepat dan memastikan seluruh kebutuhan eksplorasi energi ramah lingkungan dapat terpenuhi dengan baik,” kata Enia.

Setelah WKP Way Ratai mendapat persetujuan resmi, CAE akan memulai tahap awal pengembangan energi panas bumi di kawasan tersebut. 

Proses ini diawali dengan pekerjaan eksplorasi sebagai langkah strategis dalam memastikan kesiapan wilayah kerja sebelum dimulainya pengembangan dan produksi lebih lanjut. Eksplorasi ini akan mencakup kajian geologi, geofisika, dan geokimia (3G).

“Kami akan memastikan seluruh proses dilakukan secara transparan dan dengan partisipasi pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar,” kata Direktur CAE Vahiu Budiartha.

CAE diperkirakan akan menegosiasikan berbagai tarif perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) mulai dari 7,59 sen AS per kilowatt-jam (kWh) hingga 9,87 sen AS per kWh, menurut matriks harga yang disediakan oleh PT Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan EL Negara. (Persero) atau PLN dalam dokumen pratransaksi (PTA) pada lelang tahun lalu.

Sedangkan PPA Way Ratai merupakan lelang panas bumi pertama yang mengikuti rezim tarif dan metode yang tertuang dalam skema harga acuan tertinggi (HPT) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. . 

Dengan potensi kapasitas listrik sekitar 105 megawatt (MW), unit Way Ratai rencananya akan memasuki operasi komersial atau Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2032. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel