Bisnis.com, Jakarta – Bank sentral AS, Federal Reserve, diminta berhati-hati terhadap penurunan suku bunga di masa depan mengingat meningkatnya inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja dan perekonomian AS yang lebih kuat dari biasanya. Dulunya mendapat peringkat tinggi.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Federal Reserve Christopher Waller pada Senin (14 Oktober 2024) pada pertemuan Komite Pasar Bayangan Publik Universitas Stanford.

“Terlepas dari apa yang terjadi dalam jangka pendek, kebijakan utama saya adalah tetap mengupayakan penurunan suku bunga secara bertahap selama tahun depan,” ujarnya kepada Reuters, Selasa (15 Oktober 2024).​

Waller mengatakan kebijakan suku bunga The Fed tetap akomodatif, pasar tenaga kerja tetap sehat meski permintaan tenaga kerja moderat, dan inflasi mendekati target The Fed sebesar 2%.

Namun The Fed perlu mempertahankan langkahnya dengan hati-hati kecuali pasar tenaga kerja dan inflasi tiba-tiba memburuk setelah The Fed memangkas suku bunga kebijakannya sebesar setengah poin persentase lebih tinggi dari perkiraan pada bulan September. Seperti yang diharapkan, itu terus mengarah ke bawah.

Waller mengatakan berdasarkan data yang dirilis sejauh ini, kebijakan moneter harus tetap lebih berhati-hati terhadap laju penurunan suku bunga dibandingkan yang diperlukan pada pertemuan bulan September.​

Dia mengatakan tinjauan terhadap indikator ekonomi baru-baru ini menunjukkan rumah tangga masih mengonsumsi sumber daya, dan suku bunga yang lebih rendah kemungkinan akan membebaskan permintaan terhadap barang-barang mahal.

“Kami akan mencermati apakah statistik inflasi, pasar tenaga kerja, dan aktivitas ekonomi yang dirilis sebelum pertemuan berikutnya mengkonfirmasi atau melemahkan tren menuju pelonggaran moneter yang lebih hati-hati,” katanya.

Dalam jangka pendek, Waller memperingatkan bahwa badai yang terjadi baru-baru ini dan pemogokan Boeing dapat memperumit statistik pasar tenaga kerja, di mana rata-rata gaji bulanan meningkat sekitar 100.000 pada bulan Oktober.​

Namun ke depannya, ia memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja akan melambat secara bertahap dan tingkat pengangguran akan meningkat namun tetap pada posisi terendah dalam sejarah.

Jika inflasi meningkat secara tidak terduga, The Fed dapat berhenti menurunkan suku bunga. Jika angka tersebut berada di bawah target The Fed sebesar 2% atau jika terjadi keretakan yang tidak terduga di pasar tenaga kerja, maka The Fed bisa menjadi pihak pertama yang menurunkan suku bunganya.

Namun jika semua berjalan sesuai ekspektasinya, ia berpendapat The Fed akan terus mengambil sikap netral dan berhati-hati untuk menghindari perlambatan ekonomi yang tidak perlu.

“Banyak pembatasan kebijakan yang perlu dicabut dan akan dicabut secara bertahap jika perekonomian terus berada dalam kondisi yang baik saat ini,” kata Waller.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel