Bisnis.com, JAKARTA – Para ekonom menilai rupiah berpotensi menguat hingga sisa tahun ini dan seterusnya, mengingat keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan atau BI di angka 6,25%.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengatakan, potensi tersebut juga muncul seiring dengan arah politik Bank Indonesia yang akan menurunkan BI rate pada kuartal IV 2024 dan tahun berikutnya.
Hal ini menunjukkan bahwa BI akan terus menunggu sinyal yang lebih jelas mengenai arah suku bunga The Fed sebelum menurunkan BI rate.
“Kami memperkirakan rupiah akan terapresiasi antara Rp14.900-15.300 per dolar AS pada akhir tahun 2025,” ujarnya, Kamis (22/08/2024).
Perkiraan rupiah tersebut lebih kuat dibandingkan perkiraan akhir tahun 2024 sebelumnya yang berkisar Rp15.500-15.900 per dolar AS, serta asumsi dasar makroekonomi pemerintah tahun 2025 sebesar Rp16.100 per dolar AS.
Berdasarkan potensi masuknya modal asing, tren inflasi yang berkelanjutan, dan stabilitas nilai tukar rupiah, Josua memperkirakan BI akan menurunkan BI rate sebesar 50 bps pada tahun 2024 dan 75 bps pada tahun 2025 masing-masing menjadi 5,75% dan 5,00%.
Ia mengatakan, tekanan inflasi menurun karena adanya normalisasi harga, khususnya bahan pangan, dengan risiko kenaikan terkendali hingga tahun 2025, meski ada potensi kenaikan suku bunga pajak pertambahan nilai (PPN) dan penerapan pajak cukai.
Oleh karena itu, dengan ekspektasi pasar saat ini terhadap penurunan FFR dan daya tarik emerging market, investor asing diperkirakan akan mengalihkan asetnya ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang solid.
Gubernur BI Perry Warjiyo menanggapi target pemerintah yang menargetkan rupiah tahun depan sebesar Rp 16.100, enggan memaparkan proyeksinya terhadap keadaan rupiah tahun depan.
Pada Juni lalu, dalam pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dan Rencana Kerja Pemerintah (GWP) TA 2025, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat rata-rata di kisaran Rp 15.300 hingga Rp 15.700 per Rp. . pada tahun 2025. Dolar AS.
Namun, partainya akan menyampaikan pandangan terkini kepada DPR mengenai rupee pada pekan depan.
“Tentunya hak prerogratif pemerintah dan Banggara untuk berpendapat. Kalau pembahasan [rupiah] berikutnya tunggu sampai 27 [Agustus] ya, ini rencananya di Banggar,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta. Rabu (21/08/2024).
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel