Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menilai penurunan nominal cadangan devisa atau cadev pada empat bulan pertama tahun 2024 akan kembali memburuk pada bulan-bulan berikutnya.

Teuku Riefky, Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengatakan cadangan devisa akan kembali membengkak jika perekonomian menjadi lebih baik.

“Ke depan kita memang perlu melihat apakah kondisinya bisa sedikit membaik agar [cadev] kembali mengental, kalau perlu kita punya cukup cadev untuk intervensi,” ujarnya, dikutip Minggu (12/5/). 2024).

Riefky menegaskan penurunan cadangan devisa tidak mempengaruhi ketahanan eksternal Indonesia. Cadangan devisa yang terkumpul selama ini dan cukup besar pada akhirnya berguna untuk melakukan intervensi ketika rupiah mencapai lebih dari Rp 16.200 per dolar AS.

Pada akhir tahun 2023, cadangan devisa Indonesia akan bernilai $146,4 miliar. Sedangkan pada akhir April 2024, cadangan devisa Indonesia berkurang menjadi $136,2 miliar.

“Bulan lalu banyak tekanan terhadap nilai tukar rupiah, ini saat yang sangat tepat untuk menggunakan cadev kita,” lanjut Riefky.

Melihat standar keamanan internasional untuk impor minimal 3 bulan, posisi cadangan devisa Indonesia saat ini melebihi persyaratan tersebut.

Posisi cadangan devisa per April 2024 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam menilai penurunan cadangan devisa senilai US$4,2 miliar atau Rp 67,5 triliun (Rp16.087 per dolar AS) tidak perlu dikhawatirkan. 2024 dan Rp 160 triliun pada Januari-April 2024. .

Naik turunnya cadangan devisa merupakan hal yang wajar karena bersifat dinamis dan digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu memenuhi pembayaran utang pemerintah dan menstabilkan nilai tukar rupee.

“Saya tidak melihat ada yang perlu dikhawatirkan. Memang ada tekanan pada rupee, tapi masih cukup di bawah. Lemahnya tekanan tidak hanya terjadi pada rupee. Fundamental kita, meski belum sempurna, namun diyakini akan membaik.” cukup kuat,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu (9/5/2024).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga menyatakan optimismenya terhadap peningkatan cadangan devisa. Hal ini akan terjadi ketika aliran modal mulai mengalir ke pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN).

Dalam dua pekan pertama Mei 2024 saja, aliran modal tercatat yang masuk ke pasar dalam negeri mencapai Rp 22,84 triliun, setelah mengalami regular inflow perdana.

“Kami memperkirakan inflow tersebut, dengan stabilnya nilai tukar, akan menambah cadangan devisa ke depan. Kami pastikan cadangan devisa akan bertambah,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel