Bisnis.com, XHAKARTA — Kepala Ekonom BCA Group David Sumual memperkirakan saat ini perbankan masih enggan menaikkan bunga kredit konsumsi, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meski di era suku bunga tinggi.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 23-24 April 2024 menaikkan suku bunga dasar (BI Rate) sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Biasanya, kredit rumah tangga seperti KPR akan terkena dampak kenaikan suku bunga dasar.

“Sejauh ini suku bunga masih baik, meski BI rate naik 0,25%, ternyata suku bunga kredit konsumer termasuk KPR tidak mengalami kenaikan. Jadi kalau kita lihat, BCA juga akan berhenti. sampai saat ini,” ujarnya pada Webinar Kebijakan Pemerintah dan Ketegangan Global berikutnya, Rabu (15/5/2024).

Secara teori, saya berpendapat bahwa kenaikan BI rate harusnya diikuti dengan kenaikan suku bunga pinjaman, termasuk KPR.

Namun, kata David, hal itu tidak terjadi saat ini. Alasannya adalah persaingan yang kuat di ceruk hipotek.

“Perbankan masih enggan menaikkan suku bunganya, karena persaingan yang ketat. Namun perbankan tetap perlu memantau likuiditasnya,” imbuhnya.

Strategi perbankan

Di sisi perbankan, Presiden BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) BCA berada pada kisaran 70%-71%, meski permintaan kredit kuat.

Terkait kenaikan suku bunga dasar atau BI Rate, dia mengatakan, belum tentu BCA akan mengikuti kenaikan bunga pinjaman dan simpanan jika ada kenaikan suku bunga. Menurutnya, BCA akan selalu memperhatikan kebutuhan tersebut.

“Kalau likuiditasnya bagus, tidak perlu langsung dinaikkan. Suku bunga BI jadi acuan, tidak harus selalu diikuti. Tergantung kondisi masing-masing bank,” ujarnya.

Senada, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan pihaknya masih mempertimbangkan untuk mematok suku bunga.

Memang kenaikan BI rate lebih berdampak pada KPR tanpa subsidi. Sedangkan KPR yang disubsidi melalui skema likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tidak terpengaruh kenaikan ini karena tingkat bunganya tetap yakni 5%.

“Kalau CPR yang tidak bersubsidi, persoalannya bagaimana kita bisa menaikkan animonya, tapi kita harus hitung. Kalaupun animonya naik, belum tentu kita naik,” kata Nixon di Performance Expo pekan lalu, Kamis. 29/04/2024)

Pasalnya, risiko kualitas kredit terkait status penagihan debitur (KOL) kemungkinan akan semakin buruk jika bunga pinjaman meningkat.

Tak hanya kedua bank tersebut, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) masih belum berencana menaikkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (HCO) di era suku bunga prima.

Head of Finance and Consumer Wealth Danamon Ivan Jaya mengatakan pihaknya masih mewaspadai situasi pasar terkait hal tersebut. Selain itu, Bank Danamon juga masih optimis terhadap target pertumbuhan kredit di segmen konsumer. Untuk menarik permintaan, perseroan dipastikan belum berencana menaikkan bunga pinjaman.

“Saat ini belum saatnya menaikkan suku bunga KPR, kami masih memperhatikan permintaan pasar. Jadi untuk saat ini jawabannya adalah jangan langsung merespon kenaikan suku bunga,” kata Ivan saat ditemui di Tower Bank Danamon, Jakarta, pada Rabu (8/5/2024).

Berdasarkan laporan Analisis Arus Kas yang diterbitkan BI, kredit properti terus tumbuh sebesar 7,7% secara tahunan pada Maret 2024 menjadi Rp 1.348,6 triliun. Namun pertumbuhan kredit properti melambat dibandingkan bulan lalu sebesar 7,9%.

Khusus KPR, kinerjanya masih menjanjikan, tumbuh 14,2% YoY menjadi Rp 740,4 triliun, lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 12,6% YoY.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel