Bisnis.com, Jakarta – Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai Bank Indonesia tidak akan menurunkan suku bunga acuan atau BI rate pada rapat Dewan Gubernur BI pada 20 dan 21 Agustus 2024. 

Bahkan, pasca Banko Sentral ng Pilipinas (BSP) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pekan lalu, spekulasi pelemahan BI rate semakin terbuka. 

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/8/2024), ia mengatakan: “Kami yakin BI akan terus mengambil sikap lebih berhati-hati dalam menghadapi tekanan inflasi dan nilai tukar ke depan. » 

Satria mengingatkan, BSP menerapkan pengetatan kumulatif sebesar 450 basis poin setelah suku bunga mencapai rekor tertinggi selama pandemi, dibandingkan dengan kenaikan BI rate BSP sebesar 275 basis poin.

Di sisi lain, Satria menilai otoritas moneter terburu-buru menurunkan BI rate karena akan memicu rebound inflasi. 

Situasi ini, katanya, menjadi jebakan yang menggoda para bankir sentral untuk melakukan kesalahan kebijakan, yang pada akhirnya memaksa mereka untuk mengambil kebijakan yang tidak jujur.

“Jika The Fed memangkas suku bunga dan harga minyak kembali naik, apa yang akan terjadi pada Pertamax dan Pertalite? Pelonggaran kebijakan The Fed [atau BI] kemungkinan akan memicu kembali tekanan inflasi,” lanjutnya. 

Berbeda dengan BSP, Banco Central di Brasil baru-baru ini mengisyaratkan pembalikan kenaikan suku bunga setelah pemotongan terakhir pada Mei 2023. 

Memang benar, USDBRL adalah mata uang negara berkembang (EM) dengan kinerja terbaik, namun telah turun 17,5% sejak penurunan suku bunga, sebelum memulihkan sebagian kerugiannya dalam beberapa bulan terakhir.  

Untuk melindungi mata uangnya, cadangan devisa Brasil saat ini berjumlah $357 miliar (mencakup 9 bulan impor), jauh lebih besar dibandingkan Indonesia yang berjumlah $145 miliar (6 bulan impor). 

“Kami memperkirakan peningkatan volatilitas karena sebagian besar penguatan rupee baru-baru ini berasal dari aliran masuk dana jangka pendek dan short position cover, bukan dari fundamental bisnis,” kata Satria.  

Sementara itu, konsensus para ekonom Bloomberg adalah Gubernur Bank Indonesia Perry Wardjiyo akan tetap mempertahankan suku bunga BI pada RDG besok, Rabu (21/8/2024) pukul 14.00 WIB.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA