Bisnis.com, Jakarta – Perusahaan teknologi budidaya perikanan, eFishery, mengungkap rencananya menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO). eFishery memperkirakan hal ini akan selesai sebelum tahun 2029

Jibran Huzaifah, CEO dan salah satu pendiri eFishery, mengatakan perusahaan memiliki rencana bisnis untuk go public. E-fishery masih menunggu waktu yang tepat untuk mengimplementasikan hal ini.

Namun Gibran memperkirakan IPO akan terjadi dalam 2 hingga 5 tahun ke depan atau sekitar tahun 2029. 

“Saya berharap [IPO eFishery] tidak lama lagi dalam 5 tahun ke depan,” kata Gibran saat ditemui pengusaha di Parle Senayan, Rabu (04/09/2024).

Bahkan, Gibran mengaku rencana pelaksanaan penawaran umum perdana juga sudah mendapat lampu hijau dari pemegang saham. 

IPO Action Plan eFishery ini memasuki tahun ke-11.

Meski demikian, Gibran mengatakan eFishery belum menjadwalkan IPO untuk menjadi perusahaan publik. 

“Kami hanya berpikir dalam beberapa tahun ke depan, waktunya [IPO] akan lebih tepat,” jelasnya.

Sementara itu, ia mengungkapkan rencana go public karena eFishery ingin mengakses pendanaan publik, yang menurutnya akan memudahkan perusahaan untuk memperluas portofolio bisnisnya di masa depan.

Dengan pendanaan ini, Efishery tidak lagi harus bergantung pada dana dan investor swasta.

“Dan mungkin kita bisa melihat seberapa besar manfaat yang bisa diberikan perusahaan kita kepada investor publik. Banyak investor terdahulu yang melihat IPO ini sebagai potensi likuiditas bagi mereka,” ujarnya.

Harap dicatat bahwa eFishery baru-baru ini mengumumkan PHK bagi karyawan yang dirahasiakan. Perusahaan yang masuk dalam jajaran unicorn ini mengaku PHK tersebut tidak berdampak pada posisi keuangan perseroan.

Gibran mengatakan, perampingan dilakukan bukan sebagai bentuk kelangsungan hidup, melainkan strategi jangka panjang.

“Keuntungan dari perikanan bukan kita kehabisan uang, jadi harus PHK dan pengurangan [staf] hanya untuk bertahan hidup, tapi tidak. Secara finansial aman,” kata Gibran.

Gibran mengatakan, keputusan yang diambil pihak perikanan merupakan keputusan jangka panjang. “Ini keputusan jangka panjang, bukan jangka pendek, kita ingin pertahankan tahun depan, tapi jangka panjang, bagaimana menerapkan strategi ini,” jelasnya.

Selain itu, PHK atau restrukturisasi yang dilakukan eFishery menyebabkan perubahan strategi bisnis perusahaan menjadi bisnis yang lebih efisien dan berkelanjutan.

“Soal embargo, ini soal keberlanjutan. “Jadi PHK ini sebagian besar adalah restrukturisasi kita,” ujarnya.

Selama tiga tahun terakhir, eFishery telah belajar bersama para petani mulai dari yang tradisional hingga digitalisasi. Oleh karena itu, tim eFishery yang bertugas di lapangan harus mulai dikurangi agar dapat mencapai tingkat profitabilitas yang diinginkan perusahaan.

“Makanya ada baiknya memastikan ada leverage operasional profitabilitas dan keberlanjutan, karena semakin besar masalahnya, semakin tinggi harganya dan semakin rendah biayanya, sehingga keuntungannya meningkat,” ujarnya.

Meski begitu, Gibran memastikan para pegawai yang terdampak akan melalui proses transisi, mendapatkan hak-hak pegawai, dan memastikan tidak ada kekhawatiran akan adanya PHK. Pasalnya pasar khawatir dengan fenomena musim dingin teknis.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel