Bisnis.com, JAKARTA – Suku bunga deposito perbankan mulai naik setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada April 2024. Apakah akan berdampak pada bunga pinjaman perbankan?

Berdasarkan Laporan Analisis Uang Beredar terkini Bank Indonesia (BI) yang dirilis Jumat (21/6/2024), suku bunga deposito berjangka masing-masing 1 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan mengalami kenaikan sebesar 4,64%; 5,91%; dan 4,1% pada Mei 2024. Sementara pada April 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,62%; 5,88% dan 4,05%.

Dari sisi perbankan, tercatat Bank Central Asia (BCA) dan Bank Jago (ARTO) mengumumkan kenaikan suku bunga simpanan masing-masing.

BCA telah menerapkan penyesuaian simpanan mulai 14 Juni 2024. Pada jatuh tempo 1 dan 3 bulan, terjadi kenaikan suku bunga simpanan BCA. Awalnya, suku bunga deposito rupee BCA tenor satu bulan dengan nominal kurang dari Rp 2 miliar ditetapkan sebesar 2,5% hingga 3%. Ini mewakili peningkatan sebesar 50 basis poin (bps).

Sedangkan simpanan dengan nominal kurang dari Rp 2 miliar dengan jangka waktu tiga bulan, suku bunga yang semula ditetapkan 2,85% kini menjadi 3,25% atau meningkat 40 basis poin.

Untuk jangka waktu satu bulan dengan nominal simpanan di atas Rp 2 miliar, maka menjadi 3,25%, meningkat 35 basis poin dibandingkan sebelumnya 2,9%. Begitu pula dengan total jatuh tempo tiga bulan untuk simpanan di atas Rp2 miliar meningkat 10 basis poin menjadi 3,25% dari sebelumnya 3,15%.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan suku bunga deposito tersebut mengikuti kenaikan suku bunga kebijakan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin mulai April 2024. “[Karena] BI rate naik,” singkatnya saat Bisnis membenarkan alasan kenaikan suku bunga simpanan BCA. suku bunga deposito.

Senada, Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, mengatakan perseroan memberikan suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas, situasi pasar, suku bunga Bank Indonesia, dan kondisi perekonomian.

Menurut dia, langkah tersebut sejalan dengan tren pergerakan suku bunga Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Secara keseluruhan, suku bunga deposito IDR BCA saat ini berkisar antara 2,00% hingga 3,25% tergantung tenornya.

Sekadar informasi, pendanaan BCA yang didukung oleh Dana Lancar dan Tabungan (CASA) membuat BCA relatif mampu mempertahankan seluruh biaya dana, ujarnya.

Bank lain yang mengumumkan suku bunga deposito adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO), yakni 25 basis poin (bps) mulai 12 Juni 2024. Berdasarkan situs resmi perseroan, akan ada penyesuaian suku bunga deposito bank digital mulai 12 Juni 2024, jadi untuk deposito mulai Rp 1 juta menjadi Rp 49,99 juta, bunga ditetapkan 4,25% per tahun.

Sementara itu, penyesuaian suku bunga simpanan hingga 25 basis poin terjadi pada simpanan berkisar antara Rp50 juta hingga Rp99,99 juta, mewakili 4,75% per tahun, naik dari aslinya 4,5%. Untuk tabungan Rp 100 juta atau lebih menjadi 5,25% per tahun dibandingkan sebelumnya 5%. Terakhir, Kantong Terkunci berada di level 4,25%.

Kepala Keuangan, Teknologi, dan Operasional Supranoto Prajogo mengatakan pihaknya mempertimbangkan beberapa faktor dalam menetapkan suku bunga, termasuk kebijakan suku bunga acuan dan kondisi perbankan. “Bank Jago telah melakukan penyesuaian suku bunga sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga utama,” ujarnya.

Namun, menurut Supranoto, penawaran bunga bukan satu-satunya faktor yang mendorong nasabah mengadopsi perbankan digital, melainkan Unique Value Proposition (UVP) juga menjadi strategi bisnis perusahaan yang lebih berkelanjutan. Bagaimana dengan suku bunga kredit?

Mengacu pada laporan yang sama, dalam analisis uang beredar terkini Bank Indonesia (BI), rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Mei 2024 atau satu bulan setelah kenaikan BI rate tercatat sebesar 9,26% atau meningkat tipis dibandingkan bulan sebelumnya. yaitu 9,25% pada bulan April 2024.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan meski suku bunga deposito naik, namun tidak diikuti kenaikan suku bunga kredit. “Suku bunga pinjaman tidak naik,” katanya.

EVP Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menambahkan, terkait pergerakan suku bunga pinjaman ke depan, BCA akan mengkaji dan mempertimbangkan beberapa faktor sebelum melakukan penyesuaian suku bunga, antara lain kondisi perekonomian dan bisnis, likuiditas yang ada, serta kondisi pasar.

“Kami selalu menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi pasar dan risiko,” kata Hera.

Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Perbankan Pembangunan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, penyesuaian suku bunga deposito perbankan bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari kebijakan perbankan, suku bunga yang kurang kompetitif di pasar, hingga permasalahan perbankan yang membutuhkan tambahan likuiditas.

Dikatakan juga bahwa penyesuaian suku bunga pinjaman dapat berdampak pada biaya dana, yang pada akhirnya meningkatkan suku bunga pinjaman.

Arianto Mudatomo, pengamat perbankan dan pakar sistem pembayaran, menjelaskan kenaikan suku bunga acuan secara umum pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan suku bunga kredit. Namun perpindahan ini biasanya tidak terjadi secara instan dan membutuhkan waktu.

“Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan transmisi, antara lain kondisi likuiditas perbankan, penawaran dan permintaan kredit, serta elastisitas suku bunga kredit terhadap suku bunga acuan,” jelasnya.

Sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN masih mempertimbangkan penyesuaian suku bunga baik simpanan maupun kredit di tengah kondisi BI rate yang masih tertahan di level tinggi 6,25%.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan penyesuaian selanjutnya akan dilakukan mengingat tekanan terhadap biaya dana. “[Saat ini] belum ada [penyesuaian]. “Saya belum tahu apakah bulan depan,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Selain itu, menariknya, biaya pinjaman perseroan mengalami penurunan sebesar lima basis poin per Mei 2024. Hal ini disebabkan adanya peralihan dari dana institusional yang mahal ke sumber pendanaan kelas menengah atau dikenal dengan dana pasar menengah.

Seperti diketahui, berdasarkan paparan perseroan, CoF BTN mencapai 4,2% pada Maret 2024. Angka tersebut lebih tinggi 60 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 3,6%. “Kami berharap CoF bisa turun meski kecil. [Jadi] sepertinya menurut saya tidak perlu menaikkan suku bunga kredit,” harapnya.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel