Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah ATM dan pembayaran di industri perbankan terus mengalami penurunan. Namun PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk setidaknya memiliki dua bank. (BRIS) atau BSI dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) masih terus menggalakkan pengembangan ATM-nya. 

Berdasarkan situs resminya, BSI memiliki lebih dari 2.500 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia pada Juni 2024. Namun seiring dengan pertumbuhan basis nasabah BSI yang telah mencapai 19,4 juta. Perusahaan menjelaskan akan mengefektifkan peningkatan layanan melalui rencana penambahan 5.000 ATM.

Pada acara Bedah Buku Mega Merger di Era Pandemi pekan lalu (7/11/2024), CEO BSI Harry Gunardi memaparkan salah satu strategi pengembangan layanan BSI pasca merger di tahun 2021. Menurutnya, BSI; muda Dibutuhkan merek yang kuat.

Dengan tersedianya ATM BSI, masyarakat akan semakin mengenal layanan BSI. “Kami berupaya menjadikan perbankan transaksional setara dengan bank-bank besar lainnya,” kata Herry baru-baru ini.

Selain BSI, BCA mencatat pemasangan ATM masih berjalan. Hingga triwulan I 2024, jumlah ATM BCA mencapai 19.055 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 18.348.

Sementara BCA mencatat total 572 juta transaksi ATM senilai Rp 581 triliun.

Executive Vice President Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, BCA terus memperkuat konfigurasi Cash Recycling Machine (CRM) di jaringan ATM BCA dari tahun ke tahun. Memiliki ATM tarik tunai memungkinkan nasabah untuk menarik dan menyetor uang tunai dalam waktu 24 jam. 

“BCA meyakini ketersediaan ATM tetap memegang peranan penting dan pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan menjadi penting,” kata Hera Bisnis.

Namun jumlah ATM di industri mengalami tren penurunan. Berdasarkan data pengawasan perbankan Indonesia yang dipublikasikan OJK, ATM di Indonesia; Jumlah CDM dan CRM mencapai 91.412 unit pada akhir tahun 2023. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 2.604 unit per tahun atau 94.016 unit dibandingkan akhir tahun 2022.

Mengutip data Bank Indonesia (BI), pembayaran menggunakan ATM dan kartu debit juga mengalami penurunan sebesar 5,41% year-on-year (YoY) hingga Mei 2024.

Penurunan jumlah ATM dan transaksi terjadi seiring dengan pesatnya digitalisasi industri perbankan. BI mencatat transaksi perbankan digital mencapai Rp5.570,49 triliun, naik 10,28% year-on-year.

Pengiriman uang elektronik kemudian naik 35,24% year-on-year menjadi Rp 92,79 triliun. Transaksi QRIS tumbuh 213,31% year-on-year pada Mei 2024. Jumlah pengguna QRIS sebanyak 49,7 juta dan jumlah merchant 32,25 juta. 

“Transaksi bisnis mata uang digital yang kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” kata Administrator BI Perry Vargio dalam konferensi pers sebelumnya.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA.