Bisnis.com, Jakarta — Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah menyampaikan rancangan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2024 hingga 2033 kepada pemerintah.
Proyek RUPTL, proyek PLN menyebutkan pertumbuhan kebutuhan listrik akan meningkat signifikan setelah tahun 2030 karena penetrasi kendaraan listrik, PLTS rooftop, tungku induksi, serta akuisisi pembangkit listrik industri dan kawasan usaha.
Pada skenario tinggi, kebutuhan listrik pada tahun depan akan mencapai 325 terawatt hour (TWh), dan pada skenario sedang sebesar 313 TWh.
Sedangkan kebutuhan listrik pada skenario tinggi tahun 2033 akan meningkat signifikan menjadi 468 TWh, sedangkan perkiraan tingkat menengah sebesar 437 TWh.
“Saat ini sudah ada road map zero project yang diserahkan ke kementerian terkait RUPTL dan perubahannya ditujukan pada energi baru dan terbarukan,” kata Executive Vice President Strategic Risk Management, Regulation and Policy PLN Heryawan dalam Business Indonesia Midyear Challenges. (BIMC) acara 2024 di Jakarta pada Senin (29/7/2024).
Sedangkan ekspektasi kebutuhan listrik pada tahun 2040 pada skenario tinggi mencapai 586 TWh, dengan potensi kebutuhan listrik pada skenario moderat sebesar 555 TWh.
Trennya meningkat seiring dengan semangat pertumbuhan ekonomi ke depan, ujarnya.
Sementara itu, PLN baru-baru ini memilih untuk mengadopsi skema untuk mengurangi faktor kapasitas (CF) pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara, atau menghentikan penggunaan batubara secara bertahap, dibandingkan menghentikan pembangkit listrik tersebut lebih awal untuk mencapai tujuan nol emisi karbon.
Skema tersebut dijabarkan PLN melalui skenario Accelerated Renewable Coal Phase Down (ACCEL RE Coal Phase Down), dengan tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) diperkirakan mencapai 62 gigawatt (GW) atau 75% dari pembangkitan terpasang. Kapasitas pada tahun 2040.
Sementara itu, pembangkit berbahan bakar gas akan memenuhi 25% kapasitas pembangkitan nasional dalam revisi RUPTL pada tahun 2040.
“Ini yang kami pilih karena menjadikan PLN berkelanjutan, kami tidak memilih yang menjadi bom waktu bagi PLN,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pembahasan Rencana Induk Ketenagalistrikan Nasional atau RUKN hampir selesai.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jisman P. Hutajulu mengatakan RUKN kali ini sejalan dengan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang saat ini sedang diselesaikan oleh PT Perusahaan Perusahaan PerusahaanPLEL. (Persero) atau PLN.
“RKUN kita hampir selesai, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita definisikan,” kata Jisman saat membuka Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 di ICE BSD City, Selasa (14/11/2023).
Jisman menilai penyusunan RUPTL PLN yang dilakukan belakangan ini sejalan dengan strategi ketenagalistrikan nasional jangka panjang.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel