Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan standar yang diterapkan pemerintah terkait pemberian pembiayaan investasi atau penyertaan modal negara (PMN) bagi BUMN atau lembaga bermasalah.
Anggota Komisi
Salah satunya, pemerintah kembali menyerahkan PMN ke Bank Tanah. Faktanya, DPR menolaknya tahun lalu.
“Saya kurang tahu persis apa alasan Pak Rio [Rionald Silaban] berulang kali menyampaikan, apalagi BUMN yang bermasalah hukum, Lembaga Pembiayaan Ekspor dan Impor [LPEI],” tegasnya dalam pengantar. analisis mendalam. penyertaan modal negara (PMN) dalam APBN tahun anggaran 2024 dalam Keputusan Presiden, Senin (1/7/2024).
Perwakilan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menilai LPEI memiliki kasus hukum yang panjang, namun pemerintah terus mengajukan suntikan modal untuk lembaga tersebut.
Tak hanya Bank Tanah atau LPEI, Fauzi juga menyoroti rencana PMN nontunai bagi PT Biofarma. Pasalnya, induk perusahaan farmasi milik negara itu kini menghadapi kasus penipuan yang berujung pada pinjaman kepada anak usahanya, PT Indofarma.
“Biopharma terlibat di Pinjol, OJK mitra kami. “Ada temuan [Pinjol] atas nama pribadi tapi digunakan oleh perusahaan, pinjam PMN ke kami lagi, mungkin juga [Biopharma] pinjam lagi, itu. telah berlanjut.
Fawzi menegaskan, pihaknya bisa menolak usulan tersebut jika kondisi keuangan perusahaan yang diusulkan masih bermasalah.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI Partai Demokrat Vera Fabianti juga mempertanyakan standar yang digunakan pemerintah.
Menurut dia, Kementerian Keuangan harus melakukan penilaian terhadap BUMN penerima PMN tunai dan non tunai.
“[BUMN] yang mendapat penugasan, kami paham, tapi terkait BUMN yang bermasalah, khususnya LPEI, pedoman atau standar apa yang diberikan. Jangan abaikan satu saja, pedoman standarnya dikesampingkan, ”ujarnya. .
Rencana PMN untuk Bank Bumi, LPEI dan Biofarma
Dalam agenda pendalaman, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengusulkan tambahan PMN dari posisi cadangan untuk pembiayaan investasi.
“Cadangan pembiayaan investasi sebesar Rp 13,670 miliar. Hari ini kami usulkan hanya menggunakan Rp 6,100 miliar,” ujarnya.
Rinciannya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) bernilai Rp2 triliun dan PT Industri Kereta Api (Persero) senilai Rp965 miliar.
Pemerintah selanjutnya akan menggunakan cadangan pembiayaan investasi untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) senilai Rp500 miliar, PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp1 triliun, dan Badan Bank Pertanahan sebesar Rp1 triliun.
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah juga akan mengalokasikan Rp635 miliar untuk kewajiban penjaminan.
Saat ini, pemerintah sedang merencanakan PMN nonmoneter untuk PT Biofarma berupa peralatan dan bangunan bekas fasilitas produksi vaksin flu burung.
Barang Milik Negara (BMN) yang akan dialihkan ke Biopharma adalah milik Kementerian Kesehatan dengan nilai wajar Rp 68 miliar.
Lebih lanjut Direktur Jenderal Kekayaan Negara Riionald Silaban menjelaskan PMN Lembaga Pembiayaan Impor atau Ekspor atau LPEI diberikan dalam bentuk PMN tunai dan konversi kredit BUMN/lembaga senilai Rp 10 triliun.
Dia tak memungkiri LPEI bermasalah dengan indikasi penipuan. Namun Rio menegaskan, pemerintah bekerja sama dengan penegak hukum untuk menyelesaikan kasus tersebut.
“LPEI memang dulu pernah mengalami permasalahan. Namun di sisi lain, LPEI perlu tetap melaksanakan PKE [penugasan khusus ekspor] sehingga perlu dukungan PMN,” jelasnya.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel